Sabtu, 15 April 2017

Mengenali diri sendiri dan perannya dalam pengasuhan (bagian 2)



Saya sedang meramu cara cara yang bisa dilakukan agar pengenalan diri ini bisa berjalan dengan baik, namun belum rampung.
Tapi ada satu hal yang bisa saya katakan sekarang bahwa ada satu syarat utama yg perlu kita miliki ketika memutuskan untuk melakukan hal tersebut, yaitu PRASANGKA BAIK.

Prasangka baik adalah upaya menemukan berbagai hal positif terhadap orang atau hal yang di jadikan objek prasangka tersebut. Misal ia berprasangka baik terhadap orangtua, maka objek dari prasangkanya adalah orangtua. Artinya berprasangka baik terhadap orangtua adalah menemukan berbagai hal positif dari orangtua.

Prasangka baik ini penting untuk dimiliki agar pengenalan diri yang dilakukan benar benar menyembuhkan luka yang pernah ada dan membuat kita menjadi lebih baik kedepannya. Jadi, pastikan kita memiliki sikap prasangka baik ini sebelum
Kita memutuskan untuk mencoba mengenali diri kita secara mendalam.

Ada beberapa hal atau orang yang perlu kita berikan prasangka baik dalam konsep pengenalan diri ini, yaitu:
1. Prasangka baik terhadap Allah SWT dan takdirnya
Hal yang paling pertama perlu kita lakukan adalah berprasangka baik terhadap Allah dan takdirnya. Memercayai bahwa Allah itu baik dan segala takdir yang terjadi adalah baik merupakan modal utama yang akan membuat kita lebih efektif dalam melakukan pengenalan diri ini. Temukan berbagai kebaikan yang anda miliki sekarang dan berpikirlah bahwa hal tersebut terjadi karena takdir yang telah anda jalani, baik itu yang terasa menyenangkan maupun yang tidak.

2. Prasangka baik terhadap orangtua dan orang orang orang yang ada di masa lalu
Tidak ada orangtua yang ingin hal buruk terjadi kepada anaknya. Hal inilah yang perlu kita tanamkan baik baik. Bahkan ketika kita menemukan hal yang kurang menyenangkan. Oleh karena itu, cobalah terus berpikir positif terhadap segala apa yang orangtua kita lakukan dulu dan coba untuk memahami apa yang melatarbelakangi orangtua kita melakukan hal tersebut. Contoh: orangtua kita sibuk bekerja karena ingin menghindarkan kita dari pengaruh pengaruh negatif yang ditimbulkan karena masalah finansial seperi kekurangan gizi, sulit mendapatkan akses pendidikan, dsb

3. Prasangka baik terhadap diri sendiri
Prasangka baik terhadap diri sendiri tidak kalah pentingnya. Percaya bahwa anda mampu memutus mata rantai, bahwa anda mampu membentuk pola asuh yang lebih baik dari yang anda pernah dapatkan adalah modal utama karena kini tongkat marathon ada ditangan anda. Jiwa adalah ruang. Namun ia adalah ruang memiliki pintu sehingga memungkinkan pemiliknya untuk memasukan, mengganti, arau menggeluarkan apapun yang ada didalamnya. Jadi jika kita merasa bahwa apa yang ada didalam masih belum cukup baik karena apa yang terjadi di masa lalu, maka mulailah untuk mengeluarkannya dengan cara memafkannya dan menggantinya dengan yang lebih baik

4. Prasangka baik terhadap masa depan
Berkeyakinan bahwa apa yang terjadi esok akan lebih baik perlu dimiliki agar kita senantiasa punya harapan. Harapan ini yang akan menambaj semangat kita dalam menjalani hari sehingga tidak terpasung dalam masa lalu

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Piknik Yuk, Mak!

 Apa yang teman-teman pikirkan ketika mendengar kata ‘Piknik’? Topi dan kacamata hitam? Tikar dan rumput hijau membentang? Healing ? Kalau b...