Senin, 10 April 2017

Mengenali Diri Sendiri dan Kebermaknaan Hidup

Mengenali diri sendiri dan kebermaknaan hidup

Studi kasus:

Sebut saja mawar. Ini belasan kalinya mawar melamar pekerjaan namun tidak ada yg menerimanya. Ia tidak tau kenapa. Padahal segala persyaratan sudah dipenuhi. Disisi lain, ia cukup malu karena sudah lama menganggur. Akhirnya ia menerima pekerjaan yang tidak ia sukai.

Maka setiap hari, hidupnya  berjalan begitu saja. Memulai pagi dan menghabiskan malam. Tidak ada ceria, tidak ada bahagia. Semua energinya habis untuk menyemangati dirinya sendiri. Agar ia bisa memulai pagi, dan menghabiskan malam. Begitu seterusnya.

Bukan hanya itu. Kejenuhan juga terasa pada area relasi. Ia merasa tidak peduli betapa kerasnya ia berusaha untuk baik dengan orang lain, namun jatuhnya ia selalu salah. Ngomong sedikit salah. Ngomong banyak salah. Inisiatif salah. Pasif salah. Minta maaf salah. Diem aja salah. Semua serba salah. Jadi maunya apa? 😅😅😅

Maka terperosoklah ia pada lubang hitam keputus asaan. "Apa aku ya yang salah? Kenapa semua yang aku jalani menjadi salah semua? Apa aku sebodoh itu ya? Kenapa aq ga bisa kaya orang lain," dan berbagai pikiran negatif lainnya yang membuat ia semakin merasa bahwa dirinya buruk. Ditambah lagi, ia sendiri tidak mengerti apa yang bisa membuatnya bahagia sehingga ia semakin tidak mengetahui bagaimana caranya keluar dari lubang hitam tersebut.

"Everyone is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid"
-Albert Einstein-

Yup. Perkataan Einstein ini memang bener banget. Hal ini sejalan dengan yang saya sampaikan sebelumnya bahwa setiap orang adalah kunci, yang memiliki ulir ulir yang berbeda satu sama lain dan membuatnya menjadi unik. Tidak ada yang salah dengan perbedaan tersebut. Karena Tuhanlah yang menciptakannya. Hanya saja kita perlu memahami ulir macam apa yang kita miliki agar kita mampu mengidentifikasi gembok apa yang tepat untuk kita buka.

Untuk apa? Salah satunya untuk mendapatkan kebermaknaan hidup. Jika sebagai kunci kita mampu membuka satu demi satu gembok gembok yang ada, maka self image positif yang akan kita dapatkan, diantaranya perasaan bahwa kita berharga, bahwa kita berguna, bahwa kita mampu, dan lain sebagainya. Sebaliknya, jika kita paksakan membuka sesuatu yang tidak seharusnya, alih alih berhasil, yang ada kunci tersebut akan patah dan menjadi tidak berguna.

Pun dalam hal relasi. Didunia ini, ada jutaan manusia yang memiliki karakter yang berbeda beda. Dan mencoba untuk membahagiakan semua orang adalah mustahil. Karena kita tidak tercipta untuk itu. Nah dengan mengenali diri sendiri, kita akan mampu mengenali karakter orang macam apa yang bisa membuat kita nyaman dan produktif. Dan carilah orang dengan karakter itu sebanyak banyaknya agar anda merasa hidup anda bermakna. Sebaliknya, kenali juga karakter karakter yang membuat anda tidak nyaman. Dan it's really okay jika kita ga bisa dekat dekat dengan karakter tersebut karena ga sesuai dengan karakter kita. Penerimaan diri ini akan membuat kita jauh dari self image yang negative karena kita sadar bahwa bukan salah kita jika ada orang orang yang tidak sesuai dengan karakter kita. Plus kitapun bisa aware terhadap diri sendiri jika "terpaksa" harus dekat dengan karakter yang tidak sesuai dengan diri kita. Misalnya ternyata karakter bos kita tidak sesuai, maka ada baik nya kita melakukan hal hal yang menyenangkan bagi diri kita setiap kali kita selesai berinteraksi dengan boss tersebut.

Selain itu, dengan mengenali diri sendiri, kita juga akan mampu menemukan hal hal sederhana apa saja yang mampu membahagiakan kita ketika kita sedang ruwet bin mumet bin pusing tujuh keliling. Hal ini perlu kita ketahui karena dalam hidup selalu ada fase dimana kita hanya bisa mengandalkan diri sendiri. Dan cara membahagiakan diri sendiri itu bermacam macam, tergantung karakter kita masing masing. Ada yang hanya sekedar melihat langit, ada yang dengan tersenyum tanpa sebab, ada yang dengan menyapa orang yang tidak dikenal, ada yang datang ke masjid, dsb. Hal ini akan berguna ketika kita sedang putus asa sehingga kita tidak terpuruk lebih jauh lagi.

Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Piknik Yuk, Mak!

 Apa yang teman-teman pikirkan ketika mendengar kata ‘Piknik’? Topi dan kacamata hitam? Tikar dan rumput hijau membentang? Healing ? Kalau b...