Selasa, 04 April 2017

Urgensi Mengenal Diri Sendiri

Dulu, saya sangat menyukai pelajaran matematika. Bagi saya matematika itu mudah karena rumusnya pasti. Jadi jika kita sudah mengetahui rumusnya, maka persoalan apapun bisa dijawab. Dan pada matematika, segala macam persoalan pada dasarnya bisa diselesaikan dengan menggunakan rumus dasar, hanya saja tingkat persoalannya yang semakin lama semakin kompleks. Misal di tahap awal, soal yang disajikan adalah 2+2. Kemudian dibuat semakin kompleks dengan contoh soal 2+2+2+2. Lalu semakin kompleks lagi dengan menyajikannya dalam bentuk soal cerita, dst.

Begitupun dalam menghadapi kehidupan. Sesungguhnya sudah ada rumus dasar yang diciptakan untuk menghadapi setiap persoalan hidup, yaitu dengan mengenali diri sendiri. Kemampuan mengenali diri sendiri ini penting untuk diketahui setiap orang karena merupakan kunci untuk menemukan ketenangan dalam hidup.

Kok bisa?
Begini analoginya.

Setiap orang diciptakan dengan keunikannya masing masing. Semua memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan. Kombinasi dari setiap kelebihan dan kekurangan ini yg membuat kita berbeda dengan orang lain. Saya menganalogikannya sebagai kunci yg memiliki ulir masing masing sesuai dengan fungsinya. Ya, masing masing dari kita sebetulnya adalah kunci. Namun, dengan bentuk dan fungsi yg berbeda satu sama lain. Ada yg berbentuk kunci pintu, ada yg berbentuk kunci pagar, ada yg berbentuk kunci lemari, dan lain sebagainya. Bila kita mengetahui kita adalah tipe kunci apa, maka kita akan tau gembok apa yang bisa kita buka. Kita akan tau gembok bagian pekerjaan apa yg sesuai dengan diri kita sehingga potensi kita bisa mengetahui pekerjaan apa yg cocok dengan kita. Kita akan tau gembok pasangan hidup seperti apa yang sesuai dengan karakter diri kita sehingga kita dapat memilih pasangan hidup yang bisa menentramkan jiwa. Kita akan tau gembok teman seperti apa yg sesuai dengan kepribadian kita sehingga kita bisa memilih teman yg sesuai.

Kebanyakan yg terjadi saat ini adalah, kita tidak menyadari kita kunci macam apa karena kurangnya pemahaman tentang penting nya mengenali diri sendiri ini. Seringkali saat ini kita  melakukan sesuatu hanya karena hal tersebut banyak dilakukan orang sehingga kitapun mengikutinya. Contoh misalnya orang orang menginginkan anaknya menjadi pegawai atau dokter karena dianggap pekerjaannya enak tidak perlu kotor kotoran atau berpanas panasan. Padahal faktanya, ada loh diluar sana orang orang yg potensinya justru berada dipekerjaan yang membutuhkan kotor kotoran atau panas panasan. Misalnya seseorang yang memiliki bakat untuk menjadi petani atau seorang engineer.

Nah, ketidaksesuaian ini seperti memaksakan kunci dengan gembok yg berbeda. Ada yg bisa masuk, tapi tidak bisa terbuka, ada yg tidak bisa masuk sama sekali, ada yg dipaksa sampai akhirnya kunci tersebut patah. Hal hal ini yang pada akhirnya membawa kegalauan dalam hidup dan hilangnya kebermaknaan dalam diri kita.

Tumbuh, tapi tidak mengakar.
Mungkin kata kata ini yg tepat untuk menggambarkan apa yg sedang terjadi saat ini.

Kita hidup, tapi tidak merasa tenang. Semua serba salah, semua serba kurang, semua serba berat untuk dijalankan. Belum lagi arus kehidupan saat ini lebih deras dari sebelum sebelumnya. Informasi semakin terbuka. Akses untuk mendapatkan sesuatu semakin mudah. Hal ini yg membuat kita yg sudah terlanjur hidup tanpa "mengakar" menjadi sangat mudah untuk terombang ambing dalam arus kehidupan yg saya sebutkan tadi. Wallahu a'lam.


Baik. Sekian dulu postingan hari ini.  InsyaAllah dipostingan selanjutnya saya akan bahas tentang apa yg dimaksud pengenalan diri ini serta keterkaitannya dengan berbagai aspek kehidupan kita seperti pola pengasuhan, kebermaknaan hidup, life balance, dan lain sebagainya. InsyaAllah 😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Piknik Yuk, Mak!

 Apa yang teman-teman pikirkan ketika mendengar kata ‘Piknik’? Topi dan kacamata hitam? Tikar dan rumput hijau membentang? Healing ? Kalau b...