Sabtu, 01 April 2017

Full Time Mother rasa Working Mother (bagian 2)

Yang terakhir adalah struktur organisasi. Sebetulnya ini seharusnya di awal. Tapi karena saya perlu mengkaji ulang, jadi butuh waktu yg lama untuk merumuskannya. Hehhe

Untuk struktur organisasi dikeluarga, bisa kita analogikan seperti di bawah ini:

A. Owner
Owner merupakan pusat dari segala kebijakan dan kegiatan yg dilakukan oleh seluruh karyawan. Dia adalah pemilik segalanya. Dalam persepsi saya, owner ini adalah Allah. Artinya setiap kegiatan dan kebijakan yg ada dikeluarga kita harus sesuai dengan ajaran agama yg kita yakini. Dan ajaran agama ini semacam rambu rambu dalam menjalankan setiap kebijakan. Artinya jika ada kebijakan yang tidak sesuai dengan rambu rambu tersebut, maka kebijakan itu perlu dikaji ulang karena nantinya akan mengancam stabilitas perusahaan.


B. General manajer
Jika profesi ibu setara dengan manajer, maka posisi suami adalah general manajer. Dialah atasan kita langsung. Memersepsikan suami sebagai atasan akan membantu kita untuk menjalani tugas utama kita kepada suami, yaitu taat. Selama apa yang diperintahkan atasan tidak berlawanan dengan apa yg telah ditetapkan owner, maka tugas kita adalah menaatinya.

Persepsi ini juga membuat kita berusaha untuk mengutamakan kualitas kinerja kita sebagai ibu dan tidak banyak menuntut kepada suami. Seringkali karena kita merasa bahwa suami adalah penanggung jawab keluarga, maka kita banyak "permintaan" kepada suami. Padahal, hal yang paling didambakan suami dari seorang istri yaitu istri yang tidak banyak menuntut. Nah, dengan memersepsikan suami sebagai atasan, maka kita akan berpikir dua kali untuk mengajukan banyak tuntutan. Coba aja kita bayangkan kalo jadi atasan, terus ada pegawai yg kerjanya mintaaaaa terus, padahal kerjanya belum tentu baik, bete ga jadinya? Nah bisa jadi hal yg sama terjadi pada suami. Jadi yuk mulai perbanyak rasa terimakasih dan mengutamakan perbaikan kinerja dibanding terus meminta kepada atasan 😉


C. Rekanan perusahaan
Pernah ga berpikir ketika kita keluar rumah, maka kita adalah representasi dari suami kita? Nah untuk analogi ini, yang dinamakan rekanan perusahaan adalah tetangga kita. Meski terlihat biasa saja, tetapi ketika kita berinteraksi dengan mereka, artinya kita sedang mewakilkan perusahaan kita alias keluarga kita. Ga mungkinkan ketika kita meeting dengan perusahaan lain, kita tampil belum mandi dan baju acak acakan. Hal serupa bisa kita terapkan ketika kita mengobrol santai dengan tetangga kita. Hargai mereka dengan menampilkan penampilan rapi kita agar merekapun merasa nyaman berada didekat kita.

D. Asisten/bawahan
Asisten ini termasuk bawahan, tapi bukan berarti derajat kemuliaannya dibawah kita. Para asisten ini disebut bawahan hanya karena mereka membutuhkan arahan yg lebih banyak dari kita untuk menjalankan pekerjaannya. Yang tergolong asisten ini diantaranya asisten rumah tangga, tukang kebun, tukang sampah, dan profesi profesi lain yang kehadirannya dapat mengoptimalkan kinerja kita sebagai manajer keluarga alias seorang ibu. Dan jangan salah, berinteraksi dengan mereka juga ada seninya loh. Ga cuma ngasal aja. Karena sesungguhnya, atasan yang baik adalah atasan yg mampu melejitkan potensi bawahannya, sehingga mereka bisa memberikan performance optimalnya. Nah berinteraksi dengan mereka butuh kemampuan komunikasi yg baik, empati, dan adanya kesadaran bahwa kita saling membutuhkan.


Yup. Ini dia tips tips dari saya untuk membuat full time mother rasa working mom. Saya pribadipun masih belajar mengaplikasikannya. Ga selalu mulus. Tapi saya tau tugas saya hanya berusaha. Kalaupun harus gagal, ya coba saja terus. Yang penting jangan menyerah. Yuk ah semangat menjadi full time mother rasa working mom 😘

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Piknik Yuk, Mak!

 Apa yang teman-teman pikirkan ketika mendengar kata ‘Piknik’? Topi dan kacamata hitam? Tikar dan rumput hijau membentang? Healing ? Kalau b...