Selasa, 18 April 2017

Ketidaksempurnaan, Pengenalan Diri, dan Keseimbangan

"Ketidaksempurnaanlah yang membuat manusia terlihat seperti manusia,"begitu ucapan disalah satu adegan film Bicentennial Man. Di adegan itu sang robot meminta untuk dibuatkan raga seperti seorang manusia. Dan saat sang ilmuwan membuat bentuk wajahnya, dia membuatnya tidak terlalu simetris antara pipi kanan dan kiri. Wajah kanan dan kiri. Dan ketika si robot keheranan, maka ucapan itu yang keluar dari ilmuwan tersebut.

Ya, memang sejak awal manusia diciptakan tidak sempurna, tapi bukan berarti ia tidak bisa mendapatkan keseimbangan hidup. Keseimbangan hidup manusia bisa didapatkan dengan cara mengenali dirinya sendiri sehingga setiap manusia bisa saling bersinergi untuk melengkapi kekurangan dan kelebihannya masing masing.

Sebagai contoh, terdapat suami istri yang belum mengenal dirinya sendiri. Sang istri bekerja di ranah yang tidak sesuai dengan dirinya, begitupun suaminya. Dalam berumahtangga, mereka termasuk karakter yang bertolak belakang. Namun, mereka belum menyadarinya sehingga sering terjadi keributan karena merasa saling tidak dimengerti. Dan keributan ini semakin sering terjadi ketika mereka sudah memiliki anak. Karena bertambah lagi peran yang tidak mereka pahami, yaitu sebagai orangtua.

Maka, setiap hari polanya selalu sama. Mereka sama sama mengumpulkan energi untuk bisa menjalani pekerjaannya, pulang kerumah dengan keadaan kehabisan energi dan berharap pasangannya dapat merecharge energinya. Namun, karena ketidakpahaman mereka terhadap pola hubungan mereka, akhirnya membuat apa yang dilakukan oleh masing masing pasangan terasa tidak tepat. Bukannya merecharge, yang ada energi mereka semakin habis untuk menata hati dalam berumahtangga. Pola yang belum selaras inipun semakin runcing ketika anak hadir karena merekapun belum mengerti bagaimana hakikatnya menjalankan peran sebagai orangtua. Sejak kecil mereka tidak pernah dilibatkan untuk menjalani peran tersebut dirumahnya karena mereka hanya diwajibkan untuk sekolah.

Setelah mereka mengenal diri mereka sendiri, mereka mulai menyadari dimana ketidakseimbangan ini terjadi. Awalnya mereka sama sama menyadari bahwa pekerjaan mereka tidak sesuai sehingga hari hari yang mereka jalani terasa berat. Merekapun saling berempati satu sama lain sehingga mereka saling merasa dimengerti. Bukan hanya itu, mereka juga mulai memahami tentang bagaimana keributan selalu terjadi dirumah tangga mereka. Bahwa pola karakter yang berbeda membuat mereka perlu bersinergi dengan cara saling mendukung. Salah satu cara yang mereka tempuh untuk menunjukan sikap saling mendukung ini adalah memberikan kesempatan bagi istrinya untuk berhenti dari pekerjaannya saat ini dan menjalankan pekerjaan yang ia minati. Sehingga, energi istri bisa digunakan untuk merecharge energi suami ketika suami merasa kelelahan. Selain itu, sang istri juga memperbolehkan suami untuk melakukan hal hal yang dia suka sebagai hobi agar energinya terecharge kembali setelah ia seharian mengerjakan sesuatu yang ia tidak terlalu suka. Padahal dulu dulu, istrinya merasa bahwa suaminya mengerjakan sesuatu yang sia sia.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Piknik Yuk, Mak!

 Apa yang teman-teman pikirkan ketika mendengar kata ‘Piknik’? Topi dan kacamata hitam? Tikar dan rumput hijau membentang? Healing ? Kalau b...