Minggu, 16 April 2017

Mengenali Diri Sendiri dan Life Balance

Mengenal diri sendiri dan life balance

Memiliki pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat, menikah dengan pasangan yang sesuai dengan karakter, berteman dengan kawan kawan yang sejiwa, menerapkan pola asuh yang tepat dengan keluarga. What a perfect life ya. Tapi perlu saya katakan itu semua sulit untuk terwujud. Terdengar mengecewakan, tapi itulah kenyataannya.

Nah, jika anda merasa bahwa hidup anda tidak seimbang, maka saya akan katakan bahwa anda tidak sendiri. Ya, anda tidak sendiri. Saat ini, ketidakseimbangan memang banyak terjadi di segala aspek kehidupan manusia. Salah satu penyebabnya adalah ketika manusia berpikir bahwa bahagia didapatkan ketika ia mengeluarkan modal sesedikit dikitnya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar besarnya pada SELURUH aspek kehidupan. Salah satunya dalam pendidikan manusia.

Manusia menjadi dididik seragam untuk mengefisiensikan waktu dan tenaga. Keunikan individu dikesampingkan. Potensi diri sendiri menjadi tidak penting. Fitrah agama menjadi tidak perlu. Semua menjadi serba instan.

Lalu mari kita renungi sejenak.
Bagaimana bisa seseorang beribadah sedikit untuk mendapatkan pahala yang banyak? Bagaimana bisa seorang ibu berkorban sedikit untuk mendapatkan anak yang optimal? Bagaimana bisa seorang istri mengerjakan sedikit hal, untuk mendapatkan seluruh ridho suami?  Bagaimana seorang suami hanya berusaha sesedikit mungkin, namun berharap anak istrinya akan tumbuh menjadi pribadi yang baik?
Jadi jelaslah bahwa prinsip mengeluarkan modal sesedikit dikitnya untuk mendapatkan hasil sebanyak banyaknya kurang tepat bila diterapkannya diseluruh aspek kehidupan manusia.

Ok. Kembali ke topik ketidakseimbangan. Ketidakseimbangan ini sudah terjadi sejak lama dan menjadi efek snowball buat kita. Kemungkinan dimulai sejak manusia mengenal prinsip yang saya jelaskan di atas. Maka, makin lama makin terasa ketidak seimbangan itu karena dua hal. Pertama kita kehilangan akar kita karena tidak mengenali diri sendiri. Kedua arus yang begitu besar yang kita hadapi saat ini. Bayangkan, untuk tumbuh bertahan tanpa akar saja sudah sulit. Apalagi ditambah dengan arus kehidupan yang sekarang semakin deras.

Lalu apa yang bisa kita lakukan?
Yang pertama adalah sadari bahwa fenomena ini terjadi. Bahwa saat ini banyak orang tidak mengenal dirinya sendiri. Sadari dan terima itu karena itu akan membuat kita lebih mudah dalam menjalankan tahap tahap selanjutnya. Sadari dan terima itu agar kita juga lebih mudah dalam menerima kelebihan dan kekurangan diri kita dan orang lain. Orangtua, saudara, pasangan, teman. Hal ini akan membawa kita kepada pemahaman bahwa ketidakseimbangan ini terjadi bukan karena semata mata keputusan mereka, tapi juga karena adanya pengaruh lingkungan secara umum.

Yang kedua, berpikirlah untuk bertahan. Seperti yang sebelumnya saya bilang, semua yang kita rasakan berbentuk efek snowball. Dan jika anda membaca tulisan saya saat ini, dan memilih untuk menghentikan efek itu agar tidak lebih besar dan berimbas ke anak cucu kita nanti, maka pilihlah untuk bertahan. Akan berat. Karena kitalah baris pertama yang menahan snowball itu. Efek itu sudah cukup besar sehingga saat ini memang belum bisa kita hancurkan sekaligus. Namun percayalah, dengan kita mengakarkan diri kita melalui proses pengenalan diri, mengajak orang orang terdekat untuk ikut mengakar dan menahan bola salju tersebut, berdoa Kepada sang pencipta untuk menguatkan kita dan membantu perjuangan kita, serta membiarkan tunas tunas baru dibelakang kita tumbuh dan mengakar dengan kuat, maka suatu saat efek snowball itu akan hancur atas ijin Tuhan.

Ketiga, mulailah mengenali diri anda untuk mengakarkan diri. Cara ketiga ini termasuk salah satu yang bentuk cara bertahan kita. Dengan mengenali diri sendiri dan tidak langsung menjiplak orang lain, maka kita akan mampu menumbuhkan akar kita sendiri. Orang yang mengenali dirinya sendiri akan mampu mengetahui kelebihan, kekurangannya, serta cara cara bagaimana menyeimbangakn kehidupannya. Penjelasannya sama seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya.

Keempat, mulailah berpikir dengan frame" The more you give, the more you get". Dengan berpikir seperti ini, maka anda akan lebih ikhlas dalam memberikan semua peran sesuai dengan porsinya masing masing. Kita menjadi "tidak pelit" dengan mengira bahwa semua hasil optimal bisa didapatkan dengan pengorbanan yang sedikit.

Kelima, kembalilah ke agama. Karena sesungguhnya agama adalah petunjuk hidup. Agamalah yang menuntun anda untuk menemukan keseimbangan. Dan jangan lupa juga untuk mengingat bahwa sesungguhnya hidup di dunia ini hanya sementara, maka gunakanlah sebaik baiknya untuk mendapatkan kehidupan yang kekal di akhirat.

Wallahu a'lam.

1 komentar:

  1. Best No Deposit Bonus Codes in India - Herzamanindir.com
    5 steps1.Visit 토토 the official website of No Deposit India.
    Benefits of using a no deposit 출장마사지 bonus.
    Benefits of using a no 바카라 deposit bonus.
    Benefits of using a no deposit bonus.
    Online Sincere kadangpintar Accessory domain www.online-bookmakers.info

    BalasHapus

Piknik Yuk, Mak!

 Apa yang teman-teman pikirkan ketika mendengar kata ‘Piknik’? Topi dan kacamata hitam? Tikar dan rumput hijau membentang? Healing ? Kalau b...