Kamis, 18 Januari 2018

Drama Korea Goblin: Bukan Sekedar Cerita Cinta Anak SMA (part 1)



Saya pecinta drama Korea. Tapi tidak semua drama Korea bisa saya tamatkan dalam waktu singkat. Dan setelah melakukan pengamatan, hanya drama-drama korea yang memiliki makna hidup yang mendalam yang bisa termasuk dalam kategori ini.

Sebelum menjelaskan mengapa drama Korea berjudul Goblin ini memiliki makna hidup yang dalam, saya akan ceritakan sedikit sinopsisinya (Awas spoiler) agar bisa tergambar kenapa saya bisa mengambil kesimpulan tersebut.

Sinopsis
Cerita ini mengisahkan seorang panglima perang yang mendapatkan hukuman dari “Sang Penguasa” sehingga ia tidak bisa meninggal karena ada pedang “ajaib” yang tertusuk di badan dia. Pedang tersebut hanya bisa dilihat dan dicabut oleh seorang “Pengantin Goblin”, seorang wanita yang ia cintai.

Dan disinilah konfliknya. Di satu sisi, panglima ini senang karena bisa menemukan cinta sejatinya. Apalagi ia perlu menunggu 900 tahun untuk bertemu. Tapi disisi lain, wanita itu satu-satunya orang yang bisa membuat dia meninggal. Sesuatu yang sangat dia inginkan. Karena bagi panglima tersebut, hidup abadi bukanlah suatu kenikmatan. Ia lelah harus menyaksikan orang-orang yang ia sayangi meninggal satu per satu, sementara ia sendiri terus hidup. Bagai buah simalakama, ia harus memilih salah satu dari kenyataan tersebut.
.
Hal yang samapun di rasakan oleh pengantin Goblin itu. Disatu sisi, ia sangat senang bisa menemukan kekasih sejatinya dan bertekad akan melakukan apapun demi kebahagiaan pujaan hatinya itu. Tapi disisi lain, kebahagiaan sejati kekasihnya akan terwujud ketika ia menarik pedang dan membuat kekasihnya itu meninggalkan dia selamanya.

Huff… pilihan yang sulit bukan?

Tokoh lain yang ada dalam film ini adalah seorang anak muda yang menjadi raja sekaligus adik ipar dari panglima tersebut. Raja ini sejak kecil di asuh oleh penasehat kerajaan yang jahat sehingga ia sering dicekoki paham-paham yang tidak baik. Tujuannya agar ia menjadi raja yang jahat dan penasehat itu dapat dengan mudah merebut tahta kerajaan.

Hal inipun terbukti. Saat dia menjadi raja, ia terhasut oleh penasehatnya dan menganggap panglima sebagai sebagai pengkhianat. Kehadiran panglima memang dianggap ancaman bagi penasehat kerajaan. Apalagi ia adalah kakak ipar dari raja itu. Dan disinilah konflik kembali terjadi.

Sebagai seorang Raja, ia meminta istrinya untuk memilih, dirinya atau kakaknya. Demi cinta, istrinya lebih memilih suaminya karena ia tahu suaminya tidak jahat. Ia hanya menjadi gelap mata karena hasutan orang lain. Lalu , di hadapan istrinya sendiri, Raja memfitnah panglima sebagai pengkhianat dan memerintahkan orang untuk membunuh panglima tersebut. Dan istrinyapun ikut terbunuh dalam kejadian ini.
.
Konflik antara raja dan istrinya ini juga tak kalah seru. Pada kehidupan-kehidupan selanjutnya (karena mereka percaya dengan yang namanya reinkarnasi), mereka selalu dihadapkan oleh masalah yang sama. Sang raja meragukan kesetiaan istrinya dan selalu memintanya untuk memilih, dirinya atau orang lain. Dan istrinya selalu memilih untuk setia kepada suaminya. Walaupun pada akhirnya ia harus meninggal demi menjaga kesetiaannya. Tragis ya *terus jadi mewek

Karena kesalahannya ini, akhirnya raja tersebut dihukum oleh “Sang Penguasa”. Segala ingatan tentang identitas diri dia dihapus dan dia menjadi malaikat pencabut nyawa yang hidup panjang.

(Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Piknik Yuk, Mak!

 Apa yang teman-teman pikirkan ketika mendengar kata ‘Piknik’? Topi dan kacamata hitam? Tikar dan rumput hijau membentang? Healing ? Kalau b...