Sabtu, 13 Mei 2017

Review Buku: Bagaimana berhenti berteriak kepada anak anda

Review Buku: Bagaimana berhenti berteriak kepada anak anda

"Saya menyukai semua saran anda. Tapi menurut saya itu semua bisa bekerja ketik saya berada dalam kondisi tenang, yang mana hal tersebut sangat sulit saya lakukan. Saya seorang yang suka berteriak. Ibu sayapun begitu. Semua orang disekitar sayapun begitu. Bagaimana saya memutus mata rantainya?" Cynthia, ibu dari 3 anak yang usianya dibawah 6 tahun.

Kebanyak orangtua suka berteriak. Bahkan kita sendiri tidak menyadari bahwa kita sering melakukan hal tersebut. Suara kita tina tiba saja semakin keras dan keras. Atau, kita sadar melakukannya, tapi di saat itu, kita merasa bahwa apa yg kita lakukan adalah benar. Namun setelah itu, apa kita bisa melihat apa yg telah anak kita lakukan?

Tapi kita semua tau bahwa anak kita akan merespon lebih baik jika kita tidak berteriak. Berteriak biaa memperburuk situasi. Berteriak bisa berubah menjadi badai. Dan bayangkan, bagaimana kita bisa mengharapkan anak kita mampu mengontrol emosinya sementara kita tidak bisa mengontrol emosi kita?

Namun jika kita bersikap tenang, maka orang lainpun akan menjadi tenang. Dan kita sedang mencontohkan tentang regulasi emosi. Kita mampu mengintervensi orang lain secara lebih efektif untuk dapat menyelesaikan masalah. Anak kitapun akan belajar tentang bagaimana berubah dari rasa marah ke keadaan tenang. Hubungan antara kita dan anak kita menjadi menguat. Anak kita menjadi lebih kooperatif dan lebih mampu mengontrol emosinya.

Dan jika kita mau jujur, sesungguhnya diri kita sendirilaj yang membuat kita berteriak. Karena tidak peduli seberapa buruknyapun perilaku anak anda, sesungguhnya ia sedang meminta bantuan. Terkadang perilaku mereka memang membutuhkan kita untuk memberikan batasan, namun tidak sampai membutuhkan kita untuk marah. Mereka hanya butuh ditolong. Dan anda tidak bisa menolong anak anda ketika anda berteriak.

Tentu saja tidak mudah untuk berhenti berteriak. Kita bisa saja samgat menginginkan utk tidak melakukannya, tapi kita tetap melakukannya. Jika anda saat ini sedang berteriak, maka akan membutuhkan usaha yang luar biasa agar kita tidak berteriak. Tapi jika anda tau anda ingin berhenti, maka saya bisa menjamin anda bahwa anda akan bisa berhenti berteriak. Ini bukan seperti percobaan pembuatan roket diaekolah. Ini butuh waktu sekitar 3 bulan. Seperti bermain piano, kita memulai memainkan nada hari ini, melatihnya tiap hari, dan kemudian anda bisa memainkam nada nada sederhana. Dalam jangka waktu setahun, anda bisa memainkan lagu klasik.


Apakah akan sulit untuk berhenti berteriak? Ya tentu saja. Hal ini tidak akan semudah sulap. Hal ini membutuhkan usaha setiap hari selama terus menerus. Namun saya bisa memastikan bahwa hal ini sangat mungkin dilakukan, tidak perduli seberapa besarnyapun hal tersebut tertanam dalam diri anda. Tidak berteriak mungkin terlihat seperti keajaiban, tapi saya yakin anda bisa melakukannya. Jika anda terus berusaha, anda akan lupa kapan anda terakhir kali berteriak.

Apakah anda ingin tau bagaimana memulainya?

(Bersambung)

Sumber:

Markham, L. 2012. Peaceful Parent, Happy Kids (How To Stop Yelling and Start Connecting). New York: Penguin Group.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Piknik Yuk, Mak!

 Apa yang teman-teman pikirkan ketika mendengar kata ‘Piknik’? Topi dan kacamata hitam? Tikar dan rumput hijau membentang? Healing ? Kalau b...