Selasa, 06 Maret 2018

Homeschooling Keenan (Day 6)


Tanggal: 17 Februari 2018

Saya sakit!

Anemia kambuh! Mata berkunang-kunang. Hampir saja mau pingsan.

Dirumah tidak ada siapa-siapa. Ayahnya sudah pergi kerja. Tidak ada ART. Hanya saya dan kedua anak saya.

Crap!!! (hahahaha)

Ya memang tidak bisa dipungkiri ya. Setiap hal di dunia ini pasti punya dua sisi. Sisi kelebihan dan kekurangan. Termasuk homeschooling ini. Di satu sisi, kelebihan homeschooling adalah menjadikan ibu sebagai sumber belajar utama anak. Di sisi lain, saat ibu tidak bisa maksimal menjalankan perannya, misalnya sakit seperti saya hari ini, maka anakpun ga ada yang megang.

Untungnya saya orang yang sudah cukup mengenal diri sendiri, termasuk mengetahui apa yang perlu saya lakukan kalau anemia saya kambuh kayak gini. Saya hanya butuh istirahat dan tiduran sebentar sambil mengangkat kaki ke tembok. Tujuannya agar aliran darah mengalir ke kepala.

Jadi setelah saya merasakan mata saya berkunang-kunang, saya langsung ke kamar dan menguncinya. Untung anak-anak memang sudah ada di dalam kamar jadi saya tidak perlu berkoar-koar lagi meminta anak-anak masuk. Setelah itu, saya langsung tiduran sebentar dan membiarkan anak-anak main sendiri.

Setelah agak enak, saya bergerak menyisir lingkungan kamar agar menjadi tempat yang aman untuk bermain. Saya menyingkirkan semua yang berbentuk cairan dan terbuat dari barang pecah belah, termasuk botol minyak tawin, botol deodoran, botol minyak angin dan seggala hal yang terlihat kecil namun tetap berpotensi untuk pecah. Soalnya sudah beberapa kali Keenan memecahkan botol minyak tawon dan botol minyak angin di lantai dan itu rasanya pedih karena isinya masih penuh. Hiks hiks.

Setelah semua di rasa aman, sayapun kembali melanjutkan istirahat saya. Tujuan saya hari ini adalah bedrest. Walaupun sebagai ibu, yang namanya bedrest ga sepenuhnya bedrest. Maksud saya, bukan istirahat total yang tanpa mendengar bising anak bicara ini itu atau tidak mengerjakan pekerjaan apa-apa sama sekali. Ya semua tetap aja dikerjain. Bedanya porsi istirahatnya lebih banyak dibandingkan biasanya.

Tapi sungguh, saya terkejut dengan apa yang terjadi. Ternyata secara insting, seorang anak memang punya kemampuan untuk bermain. Mereka tidak butuh gadget, mereka tidak butuh mainan, mereka hanya butuh teman. Terbukti ketika saya tidur, anak-anak saya selalu bisa menemukan permainan untuk dimainkan bersama. Dari mulai kejar-kejaran, lompat-lompatan dikasur, bermain kuda-kudaan di guling, hiingga bermain petak umpet.

Saya sendiri sangat berterima kasih mereka mampu bermain sendiri hingga saya bisa istirahat sebentar. Ya walaupun tetap aja sesekali mereka menyolok hidung saya atau mata saya, tapi setidaknya mereka memberikan saya waktu untuk memulihkan energi kembali.

Saat jam 12 datang, badan sayapun merasa lebih enakan. Saya langsung mandi dan mengajak anak-anak ke bawah untuk makan. Setelah itu, saya meminta mereka untuk menyiram tanaman karena saya baru ingat saya belum menyiramnya.

Ken sangat suka kegiatan ini. Ia bisa melakukannya dengan baik. Keenan juga tertarik untuk melakukannya karena melihat kakaknya. Hanya saja, ia bersikeras untuk menyiram dengan posisi penyiram tanamannya terbalik. Keenan menjadi susah untuk menuangkan airnya dan membuat airnya sedikit tumpah.



Tempat: Rumah
Alasan: Ibu sedang sakit

Kegiatan:
Bermain bersama kakak dan Menyiram tanaman

Aspek yang di gali
1. Ketuhanan: Saya menyebutkan bahwa pohon yang mereka siram adalah ciptaan Allah dan begitu juga airnya.
Fitrah yang dilibatkan: Fitrah keimanan

2.  Alam: Menyiram tanaman akan membiasakan mereka untuk peduli terhadap alam dan memperlakukan mereka dengan baik.
Fitrah yang dilibatkan: Fitrah keimanan

3. Sosial: Saat bermain dengan kakak, fitrah mereka untuk terhubung dengan sesamanyapun terasah. Di sini memang tidak ada konflik. Sejauh mereka bermain bersama, mereka terlihat sangat akur dan bersahabat. Mungkin karena tidak ada mainan yang terlibat sehingga tidak ada yang diperebutkan. Maklum, biasanya konflik antara Ken dan Keenan terjadi karena perebutan mainan.
Fitrah yang dilibatkan:  Fitrah Sosial

4. Diri sendiri
a) Fisik/motorik: melompat, berlari, bermain kuda, membawa teko penyiram tanaman, menuang air
b) Kognitif: merangsang indera penglihatan untuk meliha warna-warna tanaman
c) Kemandirian: -
d) Emosi: -
Fitrah yang dilibatkan: fitrah perkembangan, fitrah belajar

Perlengkapan:
Alat penyiram tanaman

Biaya:
1. -

Note: sebaiknya sediakan kegiatan cadangan untuk mengantisipasi saat ibu sakit seperti sekarang

#homeschooling
#kegiatanhomeschooling
#idehomeschooling
#inspirasihomeschooling
#homeschoolingibuerna
#homeschoolingKeenan
#Pendidikanberbasisfitrah
#HomeEducation
#UstadzHarrySantosa
#FitrahBasedEducation
#MenjagaFitrahAnak
#Fitrah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Piknik Yuk, Mak!

 Apa yang teman-teman pikirkan ketika mendengar kata ‘Piknik’? Topi dan kacamata hitam? Tikar dan rumput hijau membentang? Healing ? Kalau b...