Senin, 16 Juli 2018

Homeschooling Keenan (Day 45): Menjenguk Nenek yang Sakit


Selasa, 28 Maret 2018


Kemarin kami mendapat kabar bahwa ibu mertua Om Daffy di rawat di rumah sakit. Kebetulan jarak antara rumah nenek dengan rumah sakit tersebut hanya setengah jam. Jadi ibu putuskan untuk mengajak Ken dan Keenan menjenguk ke rumah sakit. Sayangnya keluarga besar ibu saat itu sudah ada janji untuk technical meeting dengan WO om Tomy yang akan menikah tanggal 15 April 2018. Jadi akhirnya ibu putuskan untuk pergi bertiga, eh berempat sama dede diperut.
Ribet? Ga sih. Ibu bersyukur sekarang udah ada aplikasi transportasi yang bisa dipesan dengan mudah. Jadi untuk urusan perjalanan semua beres hanya dengan menekan tombol-tombol di handphone. Alhamdulillah.
Nah yang repot itu pas di rumah sakitnya. Soalnya Ken dan Keenan ga bisa diem. Banyak benda yang membuat mereka tertarik. Dari mulai air mancur di taman, kursi roda, aksesoris-aksesoris di ruangan, dan sebagainya. Jadi kakak Ken yang biasanya bisa menuntun adek Keenanpun sulit untuk ngikutin arahan ibu. Walhasil ibu perlu kerja lebih keras untuk membimbing mereka ke jalan yang benar. Hahahahaha.
Caranya gimana? Nah berhubung Ken dan Keenan ini doyan makan, jadi biasanya kalau pergi-pergi gini ibu bawa makanan kesukaan mereka. Ya dengan disogok makanan itulah mereka akhirnya bisa ikut arahan ibu. Hehehe.

Tempat: Rumah Sakit Umum
Alasan: Menjenguk Nenek yang sakit

Kegiatan:
Menjenguk Nenek yang Sakit

 1. Ketuhanan: -
Fitrah yang dilibatkan: -

2. Alam: -
Fitrah yang dilibatkan: -

3. Sosial: Berinteraksi dengan saudara
Fitrah yang dilibatkan:  Fitrah sosial
 

4. Diri sendiri
a)        Fisik/motorik: berjalan, berlari
b)        Kognitif: mengenal benda-benda yang ada di rumah sakit.
c)         Kemandirian: -
d)        Emosi: -
Fitrah yang dilibatkan: fitrah perkembangan dan fitrah belajar
 



Perlengkapan:
Alat transportasi

Biaya:
Sesuai dengan tarif

#homeschooling
#kegiatanhomeschooling
#idehomeschooling
#inspirasihomeschooling
#homeschoolingibuerna
#homeschoolingKeenan
#Pendidikanberbasisfitrah
#HomeEducation
#UstadzHarrySantosa
#FitrahBasedEducation
#MenjagaFitrahAnak
#Fitrah

Kamis, 12 Juli 2018

KADO ULANG TAHUN TERBAIK


*Kisah ini terinspirasi dari salah satu adab anak terhadap orangtua, yaitu merawat orangtua ketika sakit. Selamat menyimak :)

KADO ULANG TAHUN TERBAIK
Oleh: Ernawati Nandhifa

Rina berjalan mondar-mandir sambil melihat ke arah jendela dari tadi. Ini adalah hari yang penting baginya. Ia akan pergi menghadiri ulang tahun Wati, sahabat terbaik Rina. Sejak dua minggu yang lalu, ia sudah mempersiapkan kado terbaik untuk Wati. Sebuah boneka yang dibalut bungkus kado dengan pita cantik berwarna pink. Rina sengaja melukis wajah wati di bungkus kado tersebut agar terlihat semakin bagus.
“Hari ini aku harus menjadi pemenang kontes kado terbaik di pesta ulang tahun Wati,” bisik Rina dalam hatinya.
“Nak, tolong ambilkan ibu air minum ya. Ibu sedang demam tinggi. Rasanya tidak kuat kalau harus berjalan ke dapur,” tiba-tiba suara ibu membuyarkan lamunan Rina.
“Ibu, tapi aku buru-buru. Aku sudah janji mau ke pesta ulang tahun Wati,” kata Rina dengan nada kesal.
“Sebentar saja. Bibi sedang ke pasar dan ayah sedang di kantor. Jadi tidak ada yang merawat ibu,” bujuk ibu.
“Baiklah,” Kata Rina sambil cemberut. Hatinya sudah membayangkan betapa senangnya ia berada di pesta ulang tahun Wati.
Tidak lama kemudian, Rina memberikan secangkir air putih ke tangan ibu.
“Kamu jangan pergi dulu ya sayang. Temani ibu dulu disini,” pinta ibu.
“Tapi… aku sangat ingin pergi sekarang,” kata Rina memelas.
“Iya, nanti kalau bibi sudah datang, baru kamu boleh pergi”
“Tapi…”
“Bibi akan datang sebentar lagi kok,” kata ibu meyakinkan.
“Baik bu,” Rina akhirnya menuruti permintaan ibu dengan terpaksa.
***
Rina memandangi rumah Wati dengan lesu. Rumahnya sudah sangat sepi. Sepertinya pesta ulang tahun Wati sudah selesai.
“Hai Rina,” Sapa Wati yang baru saja keluar dari rumahnya, “Yuk, masuk”
“Hai Wati. Maaf ya aku datang terlambat. Tadi ibuku sedang sakit dan bibi sedang pergi ke pasar. Jadi aku harus merawat ibu terlebih dahulu. Ini kado untukmu,” kata Rina sambil menyodorkan sebuah bingkisan di tangannya.
“Wah bagus sekali. Terima kasih ya,” Wati menerima kadonya dengan mata berbinar.
“Sama-sama,” jawab Rina dengan tidak semangat.
 “Yuk kita masuk. Pestanya memang sudah selesai. Aku juga sudah mengumumkan pemenang kado ulang tahun terbaik. Tapi aku masih punya makanan dan minuman kesukaanmu di dalam rumah. Sebagai gantinya, kau boleh makan dan minum sebanyak-banyaknya,” hibur Wati sambil memegang pundak sahabatnya.
“Benarkah? Terima kasih Wati,” jawab Rina dengan sedikit tersenyum.
***
“Uhuk… uhuk…,” Rina terbangun karena tenggorokannya gatal. Kepalanyapun terasa sangat pusing. Sudah dua hari ini Rina sakit karena terlalu banyak minum es saat di rumah Wati.
“Gimana kondisi kamu, Nak?” tanya ibu sambil mengelus rambut Rina dengan lembut’
“Masih pusing bu,” jawab Rina lemas.
“Masih pusing ya? Coba kamu istirahat lebih banyak ya. Agar cepat sembuh”
“Iya bu. Oia bu, maafkan aku ya bu. Waktu ibu sakit, aku malah kesal saat diminta merawat ibu. Sekarang, ibu malah merawatku dengan baik. Membuatkanku makanan, memberiku obat dan menungguiku sepanjang waktu,” kata Rina dengan penuh penyesalan.
“Tidak apa-apa nak. Yang penting kamu cepat sembuh,” jawab ibu menenangkan.
“Assalamu’alaikum,” tiba-tiba ayah masuk ke dalam kamar.
“Wa’alaikumsalam,” Rina dan ibu menjawab salam ayah berbarengan.
“Bagaimana kondisimu Rina?” kata Ayah sambil memegang kening Rina.
“Alhamdulillah sudah tidak panas lagi yah”
“Alhamdulillah. Syukurlah kalau gitu. Cepat sembuh ya nak,” ayah tersenyum kepada Rina
“Iya yah, terima kasih banyak”, Rina  membalas senyuman ayahnya.
“Oia, ini ayah bawakan kado ulang tahun untuk ibu. Selamat ulang tahun ya bu,” kata Ayah sambil mengeluarkan bingkisan kecil berwarna biru dari kantung celananya..
“Wah! Terima kasih banyak yah. Ayah baik sekali,” ibu terlihat kaget melihat kado yang diberikan ayah.
“Ya ampun, aku lupa kalau hari ini ibu ulang tahun. Maaf ya bu. Karena terlalu sibuk mempersiapkan kado untuk wati, Rina sampai lupa mempersiapkan kado untuk ibu,” Rina menjadi semakin merasa bersalah kepada ibunya..
“Tidak apa-apa nak. Ibu hanya berharap kau bisa cepat sembuh. Kesembuhan kamu adalah kado terbaik untuk ibu,” ibu tersenyum sambil memegang tangan Rina.
“Ibu…,” mata Rina berkaca-kaca mendengar perkataan ibunya, “Terima kasih banyak, Bu. Aku sayang ibu,” Rina  memeluk ibu dengan erat.
“Sama-sama sayang. Ibu juga sangat sayang Rina,” kata Ibu membalas pelukan Rina.


Piknik Yuk, Mak!

 Apa yang teman-teman pikirkan ketika mendengar kata ‘Piknik’? Topi dan kacamata hitam? Tikar dan rumput hijau membentang? Healing ? Kalau b...