Kamis, 26 April 2018

Cerita Fiksi: PERTENGKARAN PERI


Oleh Ernawati Nandhifa
Di salah satu kerajaan peri, terdapat dua peri kakak beradik. Mereka bernama peri Ken dan Keenan. Peri Ken adalah peri yang kuat dan suka bermain bola. Sedangkan peri Keenan adalah peri yang jago masak dan suka makan. Meskipun mereka memiliki hobi yang berbeda, mereka berdua sangat rukun dan tidak pernah bertengkar. Kerukunan mereka terkenal hingga ke seluruh negeri peri.
Peri Bimo tidak suka melihat hal ini. Ia yang tidak punya adik atau kakak sehingga merasa iri terhadap kerukunan peri Ken dan Keenan. Akhirnya, peri Bimo berencana untuk membuat peri Ken dan Keenan bertengkar.
Di suatu siang, peri Bimo menghampiri peri Ken yang sedang asyik bermain bola sendirian.
“Halo peri Ken,” kata peri bimo yang tiba-tiba keluar dari semak-semak.
“Wah kau mengejutkanku peri Bimo”, peri Ken terperanjat karena kehadiran peri Bimo yang tiba-tiba.
“Hehe. Maaf ya aku mengintip kamu yang sedang bermain bola. Dan menurutku permainan bolamu sangat hebat. Pantas jika kau sering mendapatkan pujian teman-teman”, peri bimo mengacungkan jempolnya ke arah peri Ken.
“Ah kamu bisa saja. Aku masih perlu banyak latihan kok”, kata peri Ken sambil tersipu.
“Tapi sayang ya. Adikmu sendiri justru tidak mengakuinya”.
“Adikku? Maksudmu peri keenan?”
“Iya. Dia bilang kamu pemain bola yang payah. Makanya setiap hari butuh latihan”
“Benarkah ia berkata seperti itu?” peri Ken terlihat ragu.
“Tentu saja. Aku tidak mungkin berbohong.  Aku kan penggemarmu,” peri Bimo berbohong.
“Huh, menyebalkan sekali dia”, peri Ken mendengus kesal.
“Iya. Tapi kau jangan beri tahu kalau aku yang mengatakannya kepadamu ya. Nanti dia marah kepadaku,” kata peri Bimo sambi menaruh telunjuk di bibirnya.
“Baik. Terima kasih banyak ya atas infonya. Kau memang sahabatku,” peri Ken melingkarkan tangannya ke pundak peri bimo
“Yes, rencanaku berhasil!” pekik peri Bimo dalam hati.

***
Keesokan hariya, peri Bimo mendatangi peri Keenan yang sedang memasak sambil bersenandung.
“Du du ru dududu… hm masakan ini harum sekali. Aku jadi ingin segera memakannya”, peri Keenan menyendok sop dari kuali kemudian mencicipinya.
“Tok-tok-tok, ini aku. Peri Bimo. Apa boleh aku masuk?” kata peri Bimo dari balik pintu
“Hai peri bimo, tentu saja kau boleh masuk. Ayo mari-mari. Cicipi masakanku yang baru saja matang. Rasanya sangat enak sekali,” Peri Keenan langsung membukakan pintu dan mengajak peri Bimo untuk mencicipi masakannya. Peri Bimo pun langsung menyantap makanan yang dsajikan oleh peri keenan.
“Hm ini enak sekali. Benar yang dikatakan para peri lain kalau kau pandai memasak. Kecuali…” kata peri Bimo ragu-ragu.
“Kecuali apa?” Peri Keenan mulai penasaran.
“Kecuali kakakmu. Peri Ken bilang kau payah dalam memasak. Kau hanya tukang makan,” kali ini peri Bimo berbohong kepada peri Keenan.
“Benarkah peri Ken berkata seperti itu?”
“Iya betul”
Peri Keenan terdiam.
“Aku tahu kau tidak akan percaya. Akupun tidak percaya jika tidak mendengarnya sendiri,” kata peri Bimo yang melihat keraguan di wajah peri Keenan.
“Ah tenanglah. Aku percaya padamu. Sudah tidak usah dipikirkan. Bagaimana kalau kita makan saja.  Ini adalah resep spesialku”, kata peri Keenan mengalihkan pembicaraan. Peri Bimo pun  menurutinya dan menghabiskan semangkuk sop yang sangat lezat

***
Suatu malam, peri Ken dan peri Keenan sedang makan bersama yah dan ibu. Namun, setiap makanan yang ingin diambil oleh peri Ken, pasti diambil oleh peri keenan.
“Hei. Ada apa dengan kamu ini. Setiap makanan yang ingin aku ambil, pasti kau ambil. Dasar kau tukang makan!” Kata peri Ken sambil kesal.
“Apa? Kau bilang aku tukang makan? Ternyata benar yang dikatakan orang. Kau sering mengolok-olokkku sebagai tukang makan dan tidak pandai memasak,” kata peri Keenan sambil melipat tangannya di dada.
“Aku tidak pernah bilang kau tidak pandai memasak,” peri Ken membela diri.
“Alah kamu tidak usah mengelak. Barusan aku mendengar kalau kamu bilang aku tukang makan,” peri keenan mendengus kesal.
“Itu karena aku kesal kamu selalu mengambil makanan yang ingin aku ambil. Dan tunggu. Kamu juga bilang kalau permainan bolaku payah kepada teman-teman kan?” kali ini peri Ken juga melipat tangannya di dada sambil mengalihkan pandangan. Ia sudah kehilangan selera makan.
“Apa kamu bilang? Aku tidak pernah berkata seperti itu.”
“Sudahlah. Jangan bohong deh. Aku tahu kamu bilang seperti itu ke teman-teman”.
“Peri Ken, peri Keenan, ada apa ini?” Ayah yang sedari tadi hanya menyaksikan peri Ken dan Keenan bertengkar mencoba untuk menengahi.
“Itu yah. Peri ken nakal. Kata temanku, ia bilang kalau aku tidak bisa masak dan hanya tukang makan,” Peri Keenan merajuk kepada ayahnya.
“Oh begitu. Apakah benar peri ken?” ayah bertanya kepada peri Ken
“Tidak yah. Itu tidak benar. Aku tidak pernah berkata seperti itu. Malah menurut temanku, Keenan bilang bahwa permainan bolaku jelek. Dan aku sebal sekali karena itu,” kata peri Ken sambil hampir menangis.
“Benarkah peri Keenan?,” Kali ini ayah bertanya kepada peri Keenan.
“Tidak yah tidak benar. Aku tidak pernah berkata seperti itu. Menurutku, permainan bola kakak adalah yang terbaik yang pernah aku lihat,” kata peri Keenan perlahan-lahan. Ia sebetulnya tidak ingin memuji kakaknya karena sedang kesal.
“Baiklah. Sekarang kalian sudah saling mendengar penjelasan masing-masing kan. Nah, sekarang ayah mau tanya kepada peri Ken, siapa yang mengatakan kalau adikmu bilang permainan bolamu jelek?”
“Bimo yah,” Peri Ken langsung menjawab pertanyaan ayah
“Benarkah? Bimo juga yang mengatakan kepadaku kalau kau yang bilang aku tukang makan. Jangan-jangan bimo yang merencanakan ini semua agar kita bertengkar,” tiba-tiba peri Keenan langsung menyerocos.
“Peri keenan, tenang dulu. Tidak baik menuduh orang seperti itu. Sebaiknya  kita selidiki dulu. Nah, untuk mengetahui kebenarannya, ayah punya rencana. Tapi rencana ini perlu kalian lakukan secara bersama-sama. Jadi kalian perlu berbaikan. Apakah kalian mau?” kata ayah sambil melihat kedua anaknya
“Mau yah,,” kata peri Ken sambil melihat ke arah peri Keenan. Peri Keenan tidak mengiyakan ajakan ayahnya. Ia hanya cemberut sambil melihat kakaknya.
“Maafkan aku ya dik. Sebaiknya kita bermaaf-maafan agar bisa melaksanakan rencana ayah” kata peri Ken sambil menenagkan adiknya.
“Baiklah aku maafkan. Lagipula aku tidak pernah merasa mengolok-olok kakakku sendiri. Jadi buat apa aku marah,” peri Keenan menyalami tangan kakaknya. Peri Kenpun balas memeluknya
“Nah begitu dong. Itu baru anak ayah. Sekarang, ayo mendekatlah kemari. Ayah akan membisikan rencana ayah,” kata ayah sambil mendekatkan mulutnya ke kuping Ken dan Keenan.




***
Tok tok tok
Peri Bimo mengetuk pintu rumah peri Keenan.

“Hai peri Bimo. Silahkan masuk”, sambut peri Keenan sambil membukakan pintu.

“Terima kasih,” peri Bimo membalas sambutannya dan melangkahkan kaki ke dalam rumah peri Keenan.

“Duduklah disini. Aku sudah menunggumu dari tadi. Aku juga sudah membuatkan kue coklat khusus buatmu,” Peri Keenan menyodorkan sebuah kue coklat yang sangat besar.

“Wah ini terlihat lezat sekali. Terima kasih ya sudah mengundangku ke rumahmu,”kata Peri Bimo sambil tersenyum.

“Sama-sama. Aku senang kamu bisa main kesini Sekarrang kamu makan saja dulu kue buatanku.”

“Baiklah,” kata peri Bimo sambil memasukan potongan kue ke mulutnya.

Uhuk-uhuk...

Tiba-tiba peri Bimo batuk-batuk.

“Kenapa peri Bimo?”

“Hm... tidak apa-apa. Hanya saja...”

“Hanya saja apa?”

“Tidak. Lupakan saja. Kuemu enak. Hehhehe. Ngomong-ngomong, ada apa kau mengundangku 
kesini?”, kata peri Bimo.

“Tidak. Aku hanya ingin menanyakan kembali, apa benar wakt itu kakakku bilang kalau masakanku tidak enak?”

“Iya benar. Apa kamu tidak percaya?”

“Bukan seperti itu. Aku percaya. Hanya saja kakakku tidak pernah mengatakannya secara langsung kepadaku. Dan selama ini kami selalu rukun.”

“Kakakmu memang hanya mengatakannya kepada teman-teman. Dan dia bilang jangan sampai kau tahu”

“Itu tidak benar!” Tiba-tiba peri Ken yang sembunyi di dalam kamar langsung keluar dan membuat peri Bimo kaget.

“Pe... peri Ken”

“Ternyata kau mengadu domba kami ya. Kau bilang kepadaku kalau adikku bilang permainan bolaku payah. Dan kau ilang kepada adikku kalau aku mengatakan masakannya tidak enak,” kata peri Ken.

“Mengapa kau lakukan ini?” kali ini peri Keenan yang marah sambil menolakan tangannya di pinggang.

“Aku... aku tidak suka melihat kalian berdua rukun karena aku iri. Aku ingin punya saudara yang rukun seperti kalian,” peri Bimo tertunduk

“Tapi kau tidak perlu membuat kami bertengkar tahu!” Peri Keenan mulai sewot.

“Peri Keenan, tenangkan dirimu,” Peri Ken menyentuh pundak adiknya agar lebih tenang.

“Habis aku kesal kak!”

“Sudah-sudah. Walau bagaimanapun peri Bimo adalah teman kita. Dan kau peri Bimo. Kau bisa jadi teman bahkan saudara kami tanpa perlu membuat aku dan per Keenan bertengkar. Kita akan bisa bermain bersama dan menjadi teman yang rukun,” kata peri Ken kepada peri Bimo.

“Benarkah kalian masih mau bermain denganku meski aku sudah berbohong?” tanya peri Bimo sambil ragu.

“Tentu saja,” peri Ken enjawab dengan yakin sambil merangkul peri Bimo

“Wah aku senang sekali. Terima kasih banyak.”

“Baiklah. Aku juga mau berteman denganmu. Maaf ya tadi kue yang aku buat sengaja aku masukan garam yang banyak jadi rasanya aneh,” peri Keenan berkata dengan jahil.

“Wah pantas rasanya asin”

“Tapi kamu bilang tadi enak.”

“Hehehe.. iya aku berbohong lagi tadi...”

“Sudah-sudah. Setelah ini kita berteman dengan saling jujur ya agar tetap rukun,” Peri Ken mencoba menenangkan keduanya.

“Baik kak,” kata peri Keenan.

“Yuk sekarang kita main bola dilapangan!” ajak peri Ken.

“Ayo!” sambut peri Bimo dan peri Keenan dengan riang. Akhirnya mereka berteman kembali dan hidup rukun selamanya.

Innerchild. Benarkah Salah Orangtua Kita?


     Akhir-akhir ini banyak orang yang membicarakan tentang innerchild. Dan dalam pembahasannya, seringkali pembicaraan tentang innerchild berkesimpulan bahwa “luka” yang terdapat dalam diri kita berasal dari kesalahan pola asuh orangtua kepada kita. Misalnya karena merasa orangtua mengasuh terlalu keras, terlalu longgar, terlalu mengekang, melibatkan kekerasan fisik, dan berbagai persepsi-persepsi lainnya yang hampir bernada negatif. Pertanyaaannya adalah, benarkah innerchild ini karena kesalahan orangtua?
Sebelum berbicara lebih jauh, sebaiknya kita membahas dulu tentang pengertian innerchild. Seorang psikolog bernama @Ratih Sondari  membahas pengertian innerchild dalam salah satu sesi Kulwapnya sebagai berikut:

“ … Inner child adalah jiwa anak-anak di dalam tubuh orang dewasa. Tubuh kita tumbuh menjadi dewasa dan idealnya jiwa kita juga ikut berkembang dewasa sejalan dengan pertumbuhan tubuh kita. Tetapi, faktanya kebanyakan orang yang disebut dewasa tidak benar-benar dewasa secara keseluruhan. Ada bagian diri anak-anak yang terhambat untuk berkembang ketika kita mengalami frustasi, kecemasan, atau bahkan trauma… 
         Menurut penjelasan ini, innerchild adalah jiwa kekanak-kanakan yang ada di dalam diri karena adanya keterhambatan perkembangan jiwa seseorang. Biasanya hal ini terjadi karena adanya rasa frustasi, kecemasan, atau trauma ketika menjalani suatu fase kehidupan di masa lalu. Dengan kata lain, berdasarkan pengertian ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa innerchild terjadi karena adanya unfinished problem yang terjadi di masa lalu.
Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana cara menemukan unfinished problem ini?
Dalam beberapa pembahasan, beberapa pembicara menyarankan untuk membuat semacam “Family LifeLine” yang berkaitan dengan peristiwa psikologis yang terjadi di kehidupan kita. Sebetulnya Family LifeLine ini biasa digunakan dalam dunia medis, yaitu suatu metode dimana kita membuat tentang runtutan kejadian-kejadian yang penting dalam kehidupan pasien yang memengaruhi keseluruhan manajemen penyembuhan penyakit pasien itu sendiri, misalnya apakah terdapat simptom yang sama dalam keluarga, apa saja yang memengaruhi pengambilan-pengambilan keputusan dalam proses pengobatan, dan sebaginya.
Dalam ruang lingkup penyelesaian innerchild, kita bisa mengadopsi Family LifeLine ini dengan cara menuliskan apa saja kejadian-kejadian penting dalam hidup kita yang dirasa memiliki efek yang besar terhadap kehidupan sekarang. Ini salah satu contohnya:



Nah, dengan membuat Family LifeLine seperti ini kita akan lebih bisa melihat keseluruhan hidup kita seolah-olah kita sedang menyaksikan sebuah film. Runut dari awal sampai akhir sehingga kita bisa lebih mudah menemukan unfinished problem tersebut.

     Namun sayangnya, seringkali kesimpulan yang didapat setelah membuat Family LifeLine ini adalah bahwa apa yang terjadi di diri kita sekarang terjadi karena kesalahan penerapan pola asuh orangtua kepada kita seperti yang saya katakan di awal. Ya merasa orangtua terlalu keraslah. Ya merasa orangtua terlalu lembek lah. Ya merasa orangtua terlalu sibuk bekerja dan tidak perduli kepada anaknyalah. Padahal menjadi orangtua bukanlah pekerjaan yang mudah. Begitu banyak pengorbanan yang dilakukan oleh orangtua dan itu semua dipengaruhi oleh pengalaman hidupnya. Dan yang lebih penting, tidak ada orangtua yang menginginkan sesuatu yang buruk kepada anaknya. Semua yang orangtua lakukan hakikatnya karena mereka ingin yang terbaik bagi anak-anak mereka.

Tapi, sebagai seorang anak, terkadang manusia pernah merasa tidak nyaman dengan perlakuan orangtua, walaupun perlakuan tersebut sebetulnya untuk kebaikan mereka, terutama saat masa remaja dan setelahnya. Tapi ini wajar karena pada saat remaja, kita mengalami yang namanya fase idealis. Fase ini adalah fase dimana manusia selalu membandingkan “apa yang terjadi di dalam hidupnya” dengan “apa yang idealnya terjadi”. Hal ini disebabkan karena otak manusia mulai berkembang sehingga mereka bisa berpikir kritis dan mulai bisa mencari sendiri pengetahuan-pengetahuan tentang kehidupan. Namun perkembangan ini beum sepenuhnya sempurna sehingga terkadang pemahaman yang didapat hanya setengah-setengah.. Hal ini yang akhirnya membuat kita sering merasa bete dengan orangtua dan merasa frustasi sehingga menimbulkan innerchild dalam diri kita.

      Nah terus gimana dong?

    Menurut saya, salah satu cara yang paling ampuh untuk menyikapi hal ini adalah dengan cara berempati kepada orangtua kita sendiri, yaitu dengan memperpanjang Family LifeLine yang kita miliki sehingga tidak dimulai sejak kita lahir, tapi dari saat orangtua kita lahir. Contohnya seperti ini:




     Coba kita hayati bersama-sama contoh kasus di atas. Disini diperlihatkan bahwa ada seseorang yang merasakan berbagai keterbatasan hidup akibat kekurangan finansial. Hal ini yang membuat dia bertekad dengan kuat agar anaknya tidak mengalami hal yang sama. Akhirnya, ia berusaha melakukan apapun agar bisa hidup berkecukupan. Namun apa yang ada dipersepsi anak? Bahwa orangtua tidak menyayangi dirinya. Ini yang membuat ia terluka karena merasa dicampakan. Ironis bukan?


Tentu saja kisah semua orang berbeda. Namun dengan membuat life line yqng dimulai dari kehidupan orangtua kita, kita akan lebih memahami apa latar belakang orangtua kita menerapkan suatu pola asuh tertentu sehingga kita bisa lebih bijak menilainya. 

Dari sini kita juga akan tahu bahwa dalam hidup tidak ada yang sempurna. Sedetail apapun kita mempersiapkan kehidupan, pasti ada kekurangannya. Saya menganalogikan situasi ini seperti ketika kita menekan bola karet. Saat kita menekan bola karet, akan ada satu sisi yang tertekan ketika satu sisi menonjol. Untuk itu, menerima kondisi dan kekurangan-kekurangan manusia yang lain dalam hidup merupakan salah satu cara terampuh untuk bisa hidup tenang, termasuk menerima kelebihan dan kekurangan orangtua kita sendiri. Dengan cara itu, kita akan lebih mudah untuk percaya bahwa innerchild hanya sebuah kesalahpahaman yang perlu diterima dan dimengerti, sehingga lambat laun innerchild itupun akan hilang karena jiwa kita semakin berkembang. Wallahu a’lam.

Sumber:
https://sabumihomeschooling.wordpress.com/2018/02/02/resume-kulwap-memutus-bahaya-inner-child-bersama-teh-ratih/





Selasa, 24 April 2018

Kurikulum Homeschooling Ken dan Keenan


Alhamdulillah akhirnya selesai juga kurikulum Homeschooling Ken dan Keenan. Kurikulum ini dibuat berdasarkan  framework Pendidikan Berbasis Fitrah dengan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan anak menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Untuk frameworknya tidak ada banyak perbedaan  antara Ken dan Keenan, kecuali di bagian sosial karena anak usia 3-6 tahun perlu kelekatan antara ayah dan ibu. Sedangkan untuk anak usia 0-2 tahun kelekatan masih didominasi oleh ibu. Perbedaan yang cukup banyak ada di target pencapaian secara khusus dalam aspek diri sendiri. Untuk anak usia 3-4 tahun, targetnya sudah lebih banyak dan kompleks. Namun karena saya memakai framework Pendidikan Berbasis Fitrah, pencapaian target tersebut perlu dilakukan dengan cara menyenangkan agar menimbulkan antusias anak terhadap proses belajar itu sendiri.
Oke deh. Ini dia kurikulumnya. Semoga bermanfaat ;)


Kurikulum Homeschooling Keenan
(Usia 18-24 bulan)
Aspek
Target Pencapaian secara umum
Fitrah yang dikembangkan
Kegiatan
Target Pencapaian secara Khusus
Tuhan
Anak memiliki imaji positif terhadap Allah, Ibadah, dan Agama
Fitrah Keimanan
- Memperkenalkan kepada anak bahwa setiap benda di dunia ini adalah ciptaan Allah sebagai tanda sayang Allah kepada manusia
- Menceritakan kisah-kisah tentang Rasul dan para sahabat
- Memperkenalkan kepada anak bahwa beribadah itu menyenangkan
- Anak bisa menyebutkan bahwa setiap benda ciptaan Allah
- Anak sering mendengar bahwa setiap benda di dunia ini adalah ciptaan Allah sebagai tanda sayang Allah kepada manusia
- Anak mendengarkan kisa-kisah tentang Rasul dan para sahabat minimal sehari sekali
- Anak mendapatkan keteladanan tentang beribadah dan mendengar serta melihat bahwa ibadah itu menyenangkan (misalnya ketika mau shalat, orangtua mengatakan bahwa ia akan beribadah karena beribadah itu menyenangkan)
Alam
Anak memiliki imaji positif terhadap alam dan terbiasa berinteraksi dengan alam
Fitrah belajar
- Membiasakan anak untuk berinteraksi dengan alam hewan dan tumbuhan, baik di luar rumah maupun di dalami rumah
- Memperkenalkan anak tentang manfaat hewan dan tumbuhan serta komponen alam lainnya terhadap kehidupan manusia

- Memperkenalkan anak terhadap berbagai macam hewan dan suaranya
- Mengajak anak bermain dan belajar di alam terbuka minimal seminggu sekali
- Anak mendapatkan kesempatan untuk menyiram tanaman di pagi dan sore hari
- Anak mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan hewan saat dirumah dengan tetap memperhatikan kebersihan (misal membiasakan untuk mencuci tangan setiap selesai memegang hewan)
-  Anak mendengar tentang manfaat hewan, tumbuhan, serta komponen lainnya terhadap kehidupan manusia minimal seminggu sekali. Baik melalui media permainan, dongeng, buku, atau dengan mengobrol.
- Anak mendapatkan pengetahuan tentang berbacai macam hewan dan suara-suaranya.
Sosial
Membangun kelekatan terhadap ibu
Fitrah seksualitas
- Memiliki waktu khusus bermain bersama ibu

- Mengerjakan kegiatan yang sifatnya pemenuhan kebutuhan pribadi bersama ibu :makan, mandi, toileting, belajar
-  Anak menghabiskan lebih banyak waktu bersama ibu dibandingkan dengan figur lainnya
- Anak melakukan kegiatan yang sifatnya pemenuhan kebutuhan pribadi dengan pengawasan ibu
Diri sendiri
- Anak antusias ketika diajak melakukan kegiatan belajar dan yang berhubungan dengan logika dasar
-Membangkitkan kesadaran bakat lewat penghargaan atas sifat unik dan tidak membenturkannya pada ADAB/
AKHLAK
Fitrah belajar dan fitrah bakat
- Memberikan kesempatan anak untuk mengeksporasi dan mencoba berbagai kegiatan dengan cara yang menyenangkan
- Mendokumentasikan kegiatan anak
- Memberikan makanan yang bergizi serta mengenalkan pola makan, pola tidur dan pola menjaga kebersihan ala Rasul
Kognitif:
- Anak mampu  mempergunakan alat permainan meskipun  masih memainkannya dengan cara tidak beraturan, seperti balok dipukul
- Anak memahami gambar wajah orang
- Anak memahami milik diri sendiri dan orang lain. Misal milik saya, milik kamu
- Anak mampu menyebutkan berbagai nama makanan dan rasanya. Misal garam-asin, gula-manis

- Anak mampu menyusun balok dari besar ke kecil dan sebaliknya
- Anak mengetahui akibat dari suatu perlakuan (misal: menarik talak meja akan menjatuhkan barang)
- Anak mampu merangkai puzzle sederhana
- Anak mampu menyebutkan angka satu sampai lima dengan menggunakan jari
- Anak menaruh perhatian pada gambar-gambar dalam buku
- Anak mampu memahami kata-kata sederhana dari ucapan yang didengar
- Anak mampu menjawab pertanyaan dengan kalimat yang pendek
- Anak mampu menyanyikan lagu sederhana
- Anak mampu menyatakan keinginan dengan kalimat pendek
Motorik Kasar:
- Anak mampu berjalan sendiri tanpa jatuh
- Anak mampu melompat di tempat
- Anak mampu naik turun tangga atau tempat yang lebih tinggi tanpa bantuan
- Anak mampu berjalan mundur beberapa langkah
- Anak mampu menarik dan mendorong benda yang ringan (kursi kecil)
- Anak mampu melempar bola ke depan tanpa kehilangan keseimbangan
- Anak mampu menendang bola ke arah depan
- Anak mampu berdiri dengan satu kaki selama satu atau dua detik
- Anak mampu berjongkok
Motorik Halus:
- Anak mampu membuat garis vertikal atau horisontal
- Anak mampu membalik halaman buku alau belum sempurna
- Anak mampu menyobek kertas
Kesehatan dan Perilaku Keselamatan
- Anak memiliki berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala sesuai dengan standar usia
- Anak mampu mencuci tangan sendiri
- Anak mampu makan dengan sendok walau belum rapi
- Anak mampu menggosok gigi dengan bantuan
- Anak mampu memegang tangan orang dewasa ketika di tempat umum
- Anak mampu mengenal beberapa penanda rasa sakit (misal: menunjukan rasa sakit pada bagian tertentu



Rancangan Kegiatan Harian Homeschooling Keenan
(Usia 18-24 bulan)
Waktu
Kegiatan
Catatan
Pagi
- Makan pagi sendiri dengan pengawasan ibu dan dengan pola yang diajarkan Rasul
- Mencuci tangan sendiri
- Menyiram tanaman
- Mandi dengan pengawasan ibu
- Bermain permainan motorik kasar
- Bermain permainan motorik halus/kognitif
- Mendengarkan kisah tentang Rasul dan para sahabat
- Tidur pagi
- C ek ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali
- Imunisasi sesuai jadwal
Siang
- Makan siang  sendiri dengan pengawasan ibu dan dengan pola yang diajarkan Rasul
- Mencuci tangan sendiri
- Bermain permainan motorik halus/kognitif
- Berinteraksi dengan kakak
- Menyaksikan ibu beribadah
- Tidur siang
Sore-malam
- Menyiram tanaman
- Mandi dengan pengawasan ibu
- Bermain di lingkungan tetangga (bermain bersama ibu dan ayah di waktu weekend)
- Makan malam dengan pengawasan ibu
- Menyaksikan ibu beribadah
- Cuci badan sebelum tidur (sikat gigi, cuci tangan, cuci kaki)
- Mendengarkan dongeng dari ibu



Kurikulum Homeschooling Ken
(Usia 3-4 tahun)
Aspek
Target Pencapaian secara umum
Fitrah yang dikembangkan
Kegiatan
Target Pencapaian secara Khusus
Tuhan
Anak memiliki imaji positif terhadap Allah, Ibadah, dan Agama
Fitrah Keimanan
- Memperkenalkan kepada anak bahwa setiap benda di dunia ini adalah ciptaan Allah sebagai tanda sayang Allah kepada manusia
- Menceritakan kisah-kisah tentang Rasul dan para sahabat
- Memperkenalkan kepada anak bahwa beribadah itu menyenangkan
- Anak bisa menyebutkan bahwa setiap benda ciptaan Allah
- Anak sering mendengar bahwa setiap benda di dunia ini adalah ciptaan Allah sebagai tanda sayang Allah kepada manusia
- Anak mendengarkan kisa-kisah tentang Rasul dan para sahabat minimal sehari sekali
- Anak mendapatkan keteladanan tentang beribadah dan mendengar serta melihat bahwa ibadah itu menyenangkan (misalnya ketika mau shalat, orangtua mengatakan bahwa ia akan beribadah karena beribadah itu menyenangkan)
Alam
Anak memiliki imaji positif terhadap alam dan terbiasa berinteraksi dengan alam
Fitrah belajar
- Membiasakan anak untuk berinteraksi dengan alam hewan dan tumbuhan, baik di luar rumah maupun di dalami rumah
- Memperkenalkan anak tentang manfaat hewan dan tumbuhan serta komponen alam lainnya terhadap kehidupan manusia


- Mengajak anak bermain dan belajar di alam terbuka minimal seminggu sekali
- Anak mendapatkan kesempatan untuk menyiram tanaman di pagi dan sore hari
- Anak mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan hewan saat dirumah dengan tetap memperhatikan kebersihan (misal membiasakan untuk mencuci tangan setiap selesai memegang hewan)
-  Anak mendengar tentang manfaat hewan, tumbuhan, serta komponen lainnya terhadap kehidupan manusia minimal seminggu sekali. Baik melalui media permainan, dongeng, buku, atau dengan mengobrol.
Sosial
Membangun kelekatan terhadap ibu dan ayah
Fitrah seksualitas
- Memiliki waktu  dan ayahkhusus bermain bersama ibu
- Mengerjakan kegiatan yang sifatnya pemenuhan kebutuhan pribadi bersama ibudan ayah :makan, mandi, toileting, belajar
-  Anak menghabiskan lebih banyak waktu bersama ibu dan ayah dibandingkan denggan figur lainnya
- Anak melakukan kegiatan yang sifatnya pemenuhan kebutuhan pribadi dengan pengawasan ibu dan ayah
- Anak dapat bersabar menunggu giliran
- Anak mulai menunjukan sikap toleran sehingga dapat bekerja dalam kelompok
- Anak mulai menunjukan ekspresi menyesal ketika melakukan kesalahan
- Anak mulai mampu membangun kerjasama
- Anak mulai memahami adanya perbedaan perasaan (teman takut, saya tidak)
- Anak mulai bisa belajar meminjam dan meminjamkan mainan kepada orang lain
- Anak mulai bereaksi terhadap hal-hal yang tidak benar (misal marah bila diganggu)
- Anak mulai mengatakan perasaan secara verbal
Diri sendiri
- Anak antusias ketika diajak melakukan kegiatan belajar dan yang berhubungan dengan logika dasar
-Membangkitkan kesadaran bakat lewat penghargaan atas sifat unik dan tidak membenturkannya pada ADAB/
AKHLAK
Fitrah belajar dan fitrah bakat
- Memberikan kesempatan anak untuk mengeksporasi dan mencoba berbagai kegiatan dengan cara yang menyenangkan
- Mendokumentasikan kegiatan anak
- Memberikan makanan yang bergizi serta mengenalkan pola makan, pola tidur dan pola menjaga kebersihan ala Rasul
Kognitif:
- Anak mulai paham bila ada bagian yang hilang dari suatu pola gambar seperti pada gambar wajah orang yang matanya tidak ada, mobil bannya copot, dsb
- Anak mampu menyebutkan berbagai nama makanan dan rasanya
- Anak mampu menyebutkan berbaggai macam kegunaan benda
-Anak mampu memahami persamaan antara dua benda
- Anak mampu memahami perbedaan antara dua hal dari jenis yang sama. Misalnya perbedaan antara buah rambutan dengan buah pisang
- Anak mampu mengerjakan tugas sampai selesai
- Anak mampu menjawab apa yang akna terjadi selanjutnya dari berbagai kemungkinan
- Anak mampu menyebutkan bilangan 1-10
- Anak mampu mengenal beberapa huruf atau abjad tertentu dari A-Z yang pernah dilihatnya
- Anak mampu menempatkan benda dalam urutan ukuran (paling kecil-paling besar)
- Anak mulai mengikuti pola tepuk tangan
- Anak mulai mengenal konsep banyak dan sedikit
- Anak mulai mengenali alasan mengapa sesuatu yang tidak masuk dalam kelompok tertentu
- Anak mampu menjelaskan model/karya yang dibuatnya
- Anak mampu menyebutkan peran dan tugasnya (misal koki untuk memasak)
- Anak mampu berpura-pura membaca cerita bergambar delam buku dengan kata-kata sendiri
- Anak mulai memahami dua perintah yang diberikan secara bersamaan. Contoh: ambil mainan di atas meja lalu berikan kepada ibu
- Anak mulai menyatakan keinginan dengan mengucapkan kalimat sederhana (6 kata)
- Anak mulai menceritakan pengalaman yang dialami dengan cerita sederhana
- Anak mulai meniru apa yang dilakukan orang dewasa
- Anak mulai mengenali berbacai macam suara dari kendaraan
Motorik Kasar:
- Anak mampu berlari sambil membawa sesuatu yang ringan (bola)
-Anak mampu meniti di atas papan yang cukup lebar
- Anak mampu melompat turun dari ketinggian kurang lebih 20 cm
- Anak mampu naik turun tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan kaki bergantian
- Anak maniru gerakan senam sederhana seperti menirukan gerakan pohon, kelinci melompat
- Anak mampu berdiri dengan satu kaki
Motorik Halus:
- Anak mampu menuang air, pasir atau biji-bijian ke dalam tempat penampungan (mangkuk, ember)
- Anak mampu memasukan benda kecil ke dalam botol (potongan lidi, kerikil, biji-bijian)
- Anak mampu meronce benda yang cukup besar
- Anak mampu mengguting keras mengikuti pola garis lurus
- Anak mampu menggambar dengan menggunakan beragam media
- Anak mampu membentuk sesuatu denggan plastisin
Kesehatan dan Perilaku Keselamatan
- Anak memiliki berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala sesuai dengan standar usia
- Anak mampu membersihkan kotoran(misal kotoran dtangan atau ingus)
- Anak mampu memahami arti warna lampu lalu lintas
- Anak mampu menggosok gigi
- Anak mampu melakukan buang air kecil tanpa bantuan
- Anak mampu mengelap tangan dan muka sendiri
- Anak mampu memahami kalau berjalan di sebelah kiri

Rancangan Kegiatan Harian Homeschooling Ken
(Usia 3-4 tahun)
Waktu
Kegiatan
Catatan
Pagi
- Makan pagi sendiri dengan pengawasan ibu atau ayah dan dengan pola yang diajarkan Rasul
- Mencuci tangan sendiri
- Menyiram tanaman
- Mandi dengan pengawasan ibu atau ayah
- Bermain permainan motorik kasar
- Bermain permainan motorik halus/kognitif
- Mendengarkan kisah tentang Rasul dan para sahabat
- C ek ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali
- Imunisasi sesuai jadwal
Siang
- Makan siang  sendiri dengan pengawasan ibu dan dengan pola yang diajarkan Rasul
- Mencuci tangan sendiri
- Bermain permainan motorik halus/kognitif
- Berinteraksi dengan adik
- Menyaksikan ibu beribadah
- Tidur siang
Sore-malam
- Menyiram tanaman
- Mandi dengan pengawasan ibu atau ayah
- Bermain di lingkungan tetangga (bermain bersama ibu dan ayah di waktu weekend)
- Makan malam dengan pengawasan ibu
- Menyaksikan ibu beribadah
- Cuci badan sebelum tidur (sikat gigi, cuci tangan, cuci kaki)
- Mendengarkan dongeng dari ibu

#homeschooling
#kegiatanhomeschooling
#idehomeschooling
#inspirasihomeschooling
#homeschoolingibuerna
#homeschoolingKeenan
#Pendidikanberbasisfitrah
#HomeEducation
#UstadzHarrySantosa
#FitrahBasedEducation
#MenjagaFitrahAnak
#Fitrah
 

Piknik Yuk, Mak!

 Apa yang teman-teman pikirkan ketika mendengar kata ‘Piknik’? Topi dan kacamata hitam? Tikar dan rumput hijau membentang? Healing ? Kalau b...