Oleh: Ernawati, M. Psi., Psikolog
*Apa itu dongeng?*
Dongeng
adalah cerita khayalan, baik itu yang bersifat tertuis maupun secara
lisan dan biasanya disampaikan secara turun-temurun (Ardini, P..P, 2012)
*Apa manfaat dari dongeng?*
Di
Indonesia sendiri, banyak penelitian dan literatur yang menunjukan
dampak positif dari dongeng terhadap anak(Ardini, P..P, 2012) . Beberapa
manfaat tersebut diantaranya:
*Siapa saja yang bisa mendongeng? *
Pada
dasarnya setiap orang adalah seorang pencerita dan seorang pendengar.
Hampir setiap hari kita akan bercerita atau mendengar cerita orang lain,
baik itu tentang pengalaman sehari-hari maupun tentang suatu kisah
tertentu. Hal ini yang membuat setiap orang pada dasarnya berpotensi
menjadi pendongeng.
*Kapan dan dimana tempat terbaik untuk mendongeng?*
Mendongeng
bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun. Saya pribadi biasa menggunakan
dongeng atau cerita ketika anak sedang berada di tempat umum atau pada
situasi dimana anak diharapkan bisa duduk tenang, misalnya ketika di
kendaraan.
*Bagaimana Caranya untuk Bercerita Secara Efektif?*
Ketika
bercerita, rasa percaya diri itu penting. Karena hal ini yang membuat
kita bisa antusias ketika bercerita. Kita bisa mendapatkan rasa percaya
diri tersebut dengan cara meyakini bahwa pada dasarnya setiap orang
adalah pencerita.
Ketika
kita bercerita dengan antusias, maka cerita akan terasa lebih hidup dan
para pendengar akan lebih tertarik untuk memperhatikan. Untuk itu,
utamakanlah membangun rasa antusias dibandingkan sibuk memikirkan
tentang teknik mendongeng. Membangun rasa antuasias bisa dimulai dari
memilih cerita yang anda sukai sehingga kitapun enjoy dalam bercerita.
Ketika
kita bercerita, pada dasarnya kita juga menggunakan aspek-aspek
kecerdasan seperti kemampuan untuk fokus, fleksibititas berpikir,
kemampuan untuk mengingat, dan sebagainya. Sebuah cerita juga akan
lebibh efektif jika kita menyerahkan seluruh intergritas kita sehingga
kita lebih sungguh-sungguh dalam membawakannya. Selain itu, meskipun
cerita bersifat fleksibel, namun ada nilai-nila yang perlu
dipertanggungjawabkan. Usahakan hanya menceritakan sesuatu yang membawa
dampak positif bagi anak.
Ada
tiga elemen dasar ketika kita bercerita, yaitu pencerita, cerita, dan
pendengar itu sendiri. Suatu cerita akan sukses dibawakan jika ketiga
elemen ini saling cocok. Misalnya cerita yang dibawakan sesuai dengan
usia anak. Atau cerita yang dibawakan sesuai dengan minat dari si
pencerita sehingga ia antusias ketika menceritakannya.
Misalnya
dengan menceritakan tempat atau karakter secara detail. Atau
mengutarakan dialog sesuai dengan emosi yang dialami si tokoh
(memperlihatkan ekspresi menangis ketika tokoh dalam cerita di kisahkan
sedang menangis.
Biasanya
outline ini terdiri dari hikmah yang ingin kita sampaikan, apa
langkah-langkah atau proses yang peru dilakukan untuk dapat menyampaikan
hikmah tersebut, apa konflik utama dalam cerita, bagaimana karakter
tokoh dalam cerita, dan bagaimana kesesuaian antara karakter tokoh
dengan hikmah yang ingin disampaikan dan karakter dari pendengar itu
sendiri
Sebelum
menceritakan kepada anak, kita bisa melatih diri kita sendiri di
hadapan cermin agar bisa merasakan secara langsung bagaimana cerita yang
kita bawakan
Sebelum bercerita kepada anak, kita juga bisa mencoba untuk bercerita kepada orang lain untuk mendapatkan masukan
Observasi lah pendengar kita.
*Tips mendongeng berdasakan usia*
*Usia 0-2 tahun*
✔ Masa bayi adalah masa dasar: suatu periode dimana banyak pola perilaku, sikap dan pola ekspresi terbentuk
✔ Rentang fokus terbatas
✔ Baru bisa menyerap informasi sederhana
✔ Stimulasi terbaik melalui panca indera
❔Tips mendongeng di usia ini
*Usia 2-6 tahun*
✔ Anak senang bereksplorasi, baik secara fisik (memanjat, berlari, membongkar barang), maupun secara mental (pura-pura menangis)
✔Kreatifitas sedang berkembang pesat
✔Usia peniru
✔
Mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan saat usia
sekolah (6-11 tahun): misal cara berkomunikasi, cara mengungkapkan
emosi, dan sebagainya.
✔Usia bermain: hampir seluruh waktunya digunakan untuk bermain dan bagi anak usia ini bermain adalah aktifitas yang serius.
✔Usia
mengundang masalah/usia sulit. Saat anak dibawah 0-2 tahun, kegiatan
pengasuhan sebagian besar berpusat pada perawatan fisik. Sedangkan pada
usia ini, anak sedang dalam proses pengembangan kepribadian yang unik
sehingga mulai memunculkan beberapa perilaku yang dianggap menyulitkan
oleh orangtua seperti perilaku tidak patuh, keras kepala dan
memberontak.
❔Tips mendongeng di usia ini
*Usia 6-11 Tahun*
✔ Usia tidak rapih (misal: kamar berantakan)
✔ Usia sekolah dasar
✔
Periode kritis dalam dorongan berprestasi: biasanya pola dorongan
berprestasi pada masa ini akan menetap dikemudian hari. Misalnya ketika
anak pada usia ini memiliki dorongan berprestasi yang besar dari dalam
dirinya, maka diusia-usia selanjutnya iapun akan memiliki dorongan
berprestasi yang besar pula. Begitulun sebaliknya
✔ Usia berkelompok (sudah mulai senang berkawan)
✔ Luasnya minat dan Kegiatan bermain
✔ Kreatifitas sudah bisa dituangkan dalam bentuk yang lebih real (misal membuat cerita atau karya tertentu)
❔Tips mendongeng di usia ini
*Usia Remaja (12 tahun ke atas)*
✔ Adanya perubahan fisik yang ditandai dengan masa pubertas
✔Mulai dapat berpikir secara abstrak
✔Mulai mampu berpikir logis : bisa menyusun rencana-rencana untuk memecahkan masalah-masalah.
✔Berkembangnya
pemikiran idealis: Remaja mulai berpikir tentang kondisi ideal sehingga
sering mengkritik atau protes ketika sesuatu tidak berjalan sesuai
dengan pandangan dirinya.
✔Mengalami krisis identitas: mulai bertanya siapa saya, kenapa saya ada disini, dan sebagainya.
✔Adanya
sifat egosentris remaja: kekurangmampuan remaja untuk melihat sesuatu
dari cara pandang orang lain. Sifat egosentris ini memunculkan personal
fabel (merasa dirinya unik dan tidak dapat terkalahkan) dan imagery
audience (merasa semua orang memperhatikan dirinya)
✔Self esteem yang menurun
❔Tips mendongeng di usia ini
Tips tambahan dari pengalaman pribadi
Namun saat
malam hari, saya memilih untuk tidak menggunakan alat peraga. Saya
menjadikan diri saya satu-satunya pusat perhatian. Karena dongeng saat
malam hari memang saya tujukan untuk membangun kelekatan emosi antara
saya dengan anak-anak.
Sumber:
1.
Ardini, P.P. 2012. Pengaruh Dongeng dan Komunikasi terhadap
perkembangan moral anak usia 7-8 tahun.jurnal pendidikan anak, volume 1 ,
edisi 1, Juni 2012. Sumber : https://journal.uny.ac.id>jpa>download
2.
Burns, G.W. 2005. 101 Healing Stories for Kids and Teens (Using
Metaphors in Therapy). New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
3.
Eades, J.M.F. 2006. Classroom Tales: Using Storytelling to Build
Emotional, Social and Academic Skills across the Primary Curriculum.
London: Jessica Kingsley Publisher.
4. Hurlock. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
5. Santrock, J.W. 2002. Life Span Development I (5th ed). Jakarta: Penerbit Erlangga
Catatan: Materi ini pernah dibagikan dalam kulwap tentang mendongeng yang dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar