Kamis, 30 Maret 2017

"Tentang Kamu" dan Peran Hereditas dalam Pengasuhan

Adalah sri ningsih, wanita pendek, gempal dan hitam kelahiran pulau Bungin.

Adalah sri ningsih, seorang anak perempuan yang ibu kandungnya meninggal ketika melahirkannya, kemudian ayahnya menikah lagi dan pada akhirnya sri ningsih disiksa oleh ibu tirinya

Adalah sri ningsih, anak seorang pelaut ulung yg gagah berani dan selalu taat janji

Adalah sri ningsih, yg diusia remaja ditakdirkan untuk berlayar ke pulau jawa dan mengeyam pendidikan disana

Adalah sri ningsih, yg kemudian mengadu nasib di jakarta, menjadi juragan nasi goreng keliling, membuka usaha mobil rental, hingga memiliki pabrik sabun yang terkenal

Adalah sri ningsih, yang karena alasan tertentu akhirnya terpaksa menjual pabriknya yang sedang maju majunya dan akhirnya hijrah ke London dan bekerja sebagai supir bus

Adalah sri ningsih, yang kemudian menemukan cinta sejatinya melalui rute perjalanan hidupnya

Adalah sri ningsih, yg kemudian lagi lagi harus pergi meninggalkan ketenangannya dan hijrah ke paris

Adalah sri ningsih, yg kemudian memilih tinggal di panti jompo dan sesekali menjadi guru tari

Adalah sri ningsih, yg kemudian meninggal dan mewariskan 1 juta poundsterling!!!

Nah, gimana cuplikan buku"Tentang Kamu" karya Tere Liye di atas, bikin penasaran kan? 😆😆😆

Yup. Dari awal baca buku ini emang membuat pembacanya penasaran. Konflik yg hanya dimunculkan secuplik demi secuplik membuat pembaca ingin dan ingin lagi mengetahui setiap lembar bukunya. For me, buku ini layak untuk direkomendasikan 👍🏻👍🏻👍🏻

Well, selanjutnya kita akan membahas buku ini dari segi parenting. Emang bisa? Yuk kita coba 😉😉😉

Ketika baca buku ini, karakter yang paling menonjol dari peran utamanya adalah kegigihannya dalam menjalani hidup. Ia tak pernah mengenal kata menyerah meskipun cobaan datang bertubi tubi. Dari mulai ditinggal ibunya  sejak ia lahir, ayahnya meninggal beberapa tahun sehingga ia harus disiksa ibu tirinya, dikhianati oleh sahabat dekatnya sendiri, dibayangi oleh masa lalu, usaha yg bangkrut karena imbas kerusuhan, dan berbagai konflik lainnya yg tak kalah pelik. Namun dr segala cobaan yg ia hadapi, responnya selalu sama dan mengagumkan, yaitu gigih berjuang dan selalu mendapatkan hasil yg gemilang atas usahanya itu.

Yg menarik lagi adalah, darimana ia mempelajari karakter tersebut? Padahal sejak lahir ia sudah ditinggalkan ibunya, ayahnyapun meninggal beberapa tahun kemudian?

Jawabannya ada dihereditas.

Pengaruh hereditas terhadap pembentukan karakter anak memang sudah lama diteliti. Dan faktanya, bukan hanya sifat sifat fisik yg dapat diturunkan kepada anak, namun juga potensi potensi psikis seperti kecerdasan, kecemasan, ketangguhan,  keteraturan, dsb.

Saya pernah kenal seseorang yg sejak bayi tinggal bersama orangtua angkatnya. Orangtua angkatnya ini sangat cinta kerapihan. Segala sudut dirumahnya rapi dan bersih. Berbeda dengan rumah orangtua kandung anak tersebut. Banyak barang yg tidak pada tempatnya. Dan ternyata meskipun sejak lahir hingga dewasa anak tersebut tinggal bersama orangtua angkatnya, namun sifat ketidakrapihannya tersebut tetap ada didalam dirinya. Kamarnya selalu berantakan meskipun orangtua angkatnya sudah membiasakan hidup rapi sejak ia kecil. Ini salah satu contoh kecil bahwa faktor hereditas memengaruhi karakter seseorang.

Lalu, apakah lingkungan tidak punya pengaruh? Well. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, bukan tepat dimana pohon itu tumbuh. Seberapa jauh jarak buah tersebut dengan pohonnya dipengaruhi oleh faktor lingkungan yg ada seperti angin, gravitasi, kemiringan tanah, dan lain sebagainya. Artinya, pengaruh lingkungan juga memiliki kontribusi terhadap pembentukan karakter seseorang. Karena pada dasarnya, pengaruh hereditas dan lingkungan ini tidak ada yang "paling" memengaruhi, namun "saling" memengaruhi satu sama lain.

Nah, apa manfaat kita mengetahui ini? Pertama, hal ini akan mempermudah kita untuk mengenal anak kita, seperti bagaimana kepribadiannya, apa minat bakatnya, bagaimana potensinya, dll karena kemungkinan besar tidak akan jauh berbeda dari ayah dan ibunya. Misal ibu seorang penyanyi, ayah seorang pemain piano, bisa jadi kemungkinan anaknya berbakat di seni musik. Atau mungkin masih berada didunia seni, namun sedikit berbeda, misalnya diseni lukis atau seni peran. Namun hal ini butuh pengamatan dan pendalaman detail terhadap anak. Serta keterbukaan terhadap diri kita sendiri dalam menghayati dan mengenali karakter serta bakat dan minat pribadi. Karena saat ini masih banyak orang yg memiliki ketidaksesuaian antara bakat dengan profesi yg ia jalani.


Yang kedua, dengan mengetahui bahwa karakter anak bagian dari karakter orangtuanya, maka orangtuanya akan lebih mampu menghayati tentang bagaimana anak ingin diperlakukan. Misal ada seorang anak yg sensitif dan sering sekali menangis. Mungkin ibunya bisa menghayati lebih jauh apakah dirinya punya sifat yg sama seperti itu? Jika iya, perilaku apa yg biasanya ingin ia terima ketika hal tersebut Terjadi? Nah, hal ini pula yg kemungkinan besar diinginkan oleh anak sehingga anak akan merasa dimengerti jika orangtuanya melakukan hal tersebut.

Well. Sekian dulu sharing hari ini 😊

Salam bintang
30 Maret 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Piknik Yuk, Mak!

 Apa yang teman-teman pikirkan ketika mendengar kata ‘Piknik’? Topi dan kacamata hitam? Tikar dan rumput hijau membentang? Healing ? Kalau b...