Minggu, 26 Maret 2017

Pengikat hati



Salah satu tantangan  parenting ke depan adalah bagaimana menyiapkan anak memiliki kontrol diri yg baik. Bagaimana anak bisa menyetop dirinya sendiri utk tidak melakukan hal hal negatif meski tidak ada kita sebagai orgtua disampingnya. Dunia ini hutan. Tapi tidak mungkin kita mengurung semua hewan hewan buas dan memotong semua tanaman beracun agar anak kita bisa tumbuh. Jadi apa yg bisa kita lakukan?

Salah satunya dengan melakukan "Pengikat hati". Pengikat hati ini adalah ikatan tak terlihat, antara orangtua dan anaknya yang insyaAllah akan menjadi "rem" bagi anak utk tidak terjerumus ke hal hal negatif.

Ikatan hati ini terbentuk sejak anak masih kecil. Bahkan sejak anak belum dilahirkan. Ikatan hati ini terbuat dari doa orangtua, hangat pelukan, bau badan ibu, aroma masakan yg ibu buat, ketahanan ibu menahan marah, kesabaran ibu dalam mengasuh, keterbukaan ibu untuk menerima kesalahan namun tetap terus melangkah, dan segala peluh lainnya yg terlihat sepele dan memberatkan, namun akan menjadi episode episode emas yg terekam seumur hidup pada diri anak. Hal hal itu yg akan membuat anak anak kita kembali pulang dimanapun dia berada. Yang membuat anak merasa sekarang waktunya "stop" ketika lingkungan mengiming iminginya dengan kebahagiaan semu.

Bagi saya pribadi, ini yg menjadi penyemangat saya untuk mengurus sendiri anak dirumah. Ibarat tanaman, biarlah saya  capek merawatnya sekarang tapi nanti tinggal menikmati buahnya. Dibandingkan saya harus merawatnya seumur hidup.


Semua orang tentu punya pilihan hidup dan pertimbangannya masing masing. Tidak perlu diperdebatkam sebagaimana kita memperdebatkan mengapa ikan bisa berenang sedangkan burung bisa terbang.

Salam Bintang
26 Maret 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Piknik Yuk, Mak!

 Apa yang teman-teman pikirkan ketika mendengar kata ‘Piknik’? Topi dan kacamata hitam? Tikar dan rumput hijau membentang? Healing ? Kalau b...