*Kisah ini terinspirasi dari
salah satu adab anak terhadap orangtua, yaitu merawat orangtua ketika sakit. Selamat
menyimak :)
KADO ULANG
TAHUN TERBAIK
Oleh: Ernawati
Nandhifa
Rina
berjalan mondar-mandir sambil melihat ke arah jendela dari tadi. Ini adalah
hari yang penting baginya. Ia akan pergi menghadiri ulang tahun Wati, sahabat
terbaik Rina. Sejak dua minggu yang lalu, ia sudah mempersiapkan kado terbaik
untuk Wati. Sebuah boneka yang dibalut bungkus kado dengan pita cantik berwarna
pink. Rina sengaja melukis wajah wati di bungkus kado tersebut agar terlihat
semakin bagus.
“Hari
ini aku harus menjadi pemenang kontes kado terbaik di pesta ulang tahun Wati,”
bisik Rina dalam hatinya.
“Nak,
tolong ambilkan ibu air minum ya. Ibu sedang demam tinggi. Rasanya tidak kuat
kalau harus berjalan ke dapur,” tiba-tiba suara ibu membuyarkan lamunan Rina.
“Ibu,
tapi aku buru-buru. Aku sudah janji mau ke pesta ulang tahun Wati,” kata Rina
dengan nada kesal.
“Sebentar
saja. Bibi sedang ke pasar dan ayah sedang di kantor. Jadi tidak ada yang
merawat ibu,” bujuk ibu.
“Baiklah,”
Kata Rina sambil cemberut. Hatinya sudah membayangkan betapa senangnya ia
berada di pesta ulang tahun Wati.
Tidak
lama kemudian, Rina memberikan secangkir air putih ke tangan ibu.
“Kamu
jangan pergi dulu ya sayang. Temani ibu dulu disini,” pinta ibu.
“Tapi…
aku sangat ingin pergi sekarang,” kata Rina memelas.
“Iya,
nanti kalau bibi sudah datang, baru kamu boleh pergi”
“Tapi…”
“Bibi
akan datang sebentar lagi kok,” kata ibu meyakinkan.
“Baik
bu,” Rina akhirnya menuruti permintaan ibu dengan terpaksa.
***
Rina
memandangi rumah Wati dengan lesu. Rumahnya sudah sangat sepi. Sepertinya pesta
ulang tahun Wati sudah selesai.
“Hai
Rina,” Sapa Wati yang baru saja keluar dari rumahnya, “Yuk, masuk”
“Hai
Wati. Maaf ya aku datang terlambat. Tadi ibuku sedang sakit dan bibi sedang
pergi ke pasar. Jadi aku harus merawat ibu terlebih dahulu. Ini kado untukmu,”
kata Rina sambil menyodorkan sebuah bingkisan di tangannya.
“Wah
bagus sekali. Terima kasih ya,” Wati menerima kadonya dengan mata berbinar.
“Sama-sama,”
jawab Rina dengan tidak semangat.
“Yuk kita masuk. Pestanya memang sudah selesai.
Aku juga sudah mengumumkan pemenang kado ulang tahun terbaik. Tapi aku masih
punya makanan dan minuman kesukaanmu di dalam rumah. Sebagai gantinya, kau
boleh makan dan minum sebanyak-banyaknya,” hibur Wati sambil memegang pundak
sahabatnya.
“Benarkah?
Terima kasih Wati,” jawab Rina dengan sedikit tersenyum.
***
“Uhuk…
uhuk…,” Rina terbangun karena tenggorokannya gatal. Kepalanyapun terasa sangat
pusing. Sudah dua hari ini Rina sakit karena terlalu banyak minum es saat di
rumah Wati.
“Gimana
kondisi kamu, Nak?” tanya ibu sambil mengelus rambut Rina dengan lembut’
“Masih
pusing bu,” jawab Rina lemas.
“Masih
pusing ya? Coba kamu istirahat lebih banyak ya. Agar cepat sembuh”
“Iya
bu. Oia bu, maafkan aku ya bu. Waktu ibu sakit, aku malah kesal saat diminta
merawat ibu. Sekarang, ibu malah merawatku dengan baik. Membuatkanku makanan,
memberiku obat dan menungguiku sepanjang waktu,” kata Rina dengan penuh
penyesalan.
“Tidak
apa-apa nak. Yang penting kamu cepat sembuh,” jawab ibu menenangkan.
“Assalamu’alaikum,”
tiba-tiba ayah masuk ke dalam kamar.
“Wa’alaikumsalam,”
Rina dan ibu menjawab salam ayah berbarengan.
“Bagaimana
kondisimu Rina?” kata Ayah sambil memegang kening Rina.
“Alhamdulillah
sudah tidak panas lagi yah”
“Alhamdulillah.
Syukurlah kalau gitu. Cepat sembuh ya nak,” ayah tersenyum kepada Rina
“Iya
yah, terima kasih banyak”, Rina membalas
senyuman ayahnya.
“Oia,
ini ayah bawakan kado ulang tahun untuk ibu. Selamat ulang tahun ya bu,” kata
Ayah sambil mengeluarkan bingkisan kecil berwarna biru dari kantung celananya..
“Wah!
Terima kasih banyak yah. Ayah baik sekali,” ibu terlihat kaget melihat kado
yang diberikan ayah.
“Ya
ampun, aku lupa kalau hari ini ibu ulang tahun. Maaf ya bu. Karena terlalu
sibuk mempersiapkan kado untuk wati, Rina sampai lupa mempersiapkan kado untuk
ibu,” Rina menjadi semakin merasa bersalah kepada ibunya..
“Tidak
apa-apa nak. Ibu hanya berharap kau bisa cepat sembuh. Kesembuhan kamu adalah
kado terbaik untuk ibu,” ibu tersenyum sambil memegang tangan Rina.
“Ibu…,”
mata Rina berkaca-kaca mendengar perkataan ibunya, “Terima kasih banyak, Bu.
Aku sayang ibu,” Rina memeluk ibu dengan
erat.
“Sama-sama
sayang. Ibu juga sangat sayang Rina,” kata Ibu membalas pelukan Rina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar