Ayo Makan Semua
Oleh
Ernawati Nandhifa
Hari ini Doni sangat
senang karena ia akan pergi ke rumah paman Tino di desa. Paman Tino adalah
salah satu paman kesayangan Doni karena ia pandai membuat rumah yang sangat
bagus-bagus. Hampir semua bangunan di desa di bangun oleh paman Tino.
“ibu, kapan kita sampai?
Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan paman Tino,” Doni berkata kepada
ibunya yang sedang menyetir mobil.
“Sabar sayang. Setelah
belok kiri di depan, kita akan segera sampai ke rumah paman Tino,” kata ibu
sambil tersenyum. Donipun bersorak kegirangan mendengarnya.
Setelah sampai
pekarangan rumah paman Tino, Doni langsung eluar dari mobil dan berlar ke arah
rumah paman. Hampir saja ia terjatuh karena terburu-buru. Paman yang sudah
menantikan kedatangan Donipun langsung berlari ke luar rumah.
“Halo jagoan hebat. Wah
kamu semakin besar saja,” kata paman sambil menggendong Doni.
“Halo paman. Aku kangen
sekali dengan paman. Aku sekarang sudah tumbuh besar seperti paman,’ kata Doni
sambil memukul dadanya perlahan. Merekapun tertawa bersama dan masuk ke dalam
rumah.
“Apakah kau mau ikut
paman pergi? Paman sedang membangun sebuah taman bermain di dekat sini,” paman
duduk di kursi sambil memangku Doni.
“Wow itu keren sekali!
Pasti taman bermainnya sangat bagus. Anak-anak disini akan senang bermain
disana,” seru Doni sambil mengangkat kedua tangannya ke udara.
“Paman kira juga begitu.
Tapi sekarang bangunannya baru jadi setengah. Jadi paman perlu menyelesaikannya
segera. Apakah kau mau ikut?”, ajak paman.
Donipun langsung menoleh
ke arah ibu, “Apa aku boleh ikut bu?”.
“Tentu saja boleh. Tapi
kamu harus pulang saat makan siang ya,” ibu mengangguk sambil tersenyum.
“Hore....,”Doni
bsersorak kegirangan, “Terima kasih ibu”.
Doni dan paman Tinopun
langsung pergi ke tempat pembangunan taman bermain yang paman maksud. Tapi
disana Doni merasa keheranan.
“Kenapa disini hanya ada
pasir?” Doni mengutarakan keheranan kepada pamannya.
“Bangunan ini memang
hanya akan dibangun dengan menggunakan pasir,” kata paman Tino.
“Hah??? Mana bisa paman?
Bangunan kan harus dibuat dari beberapa bahan. Seperti semen, batu, dan
sebagainya. Mana bisa dibuat hanya dengan satu macam saja,” Doni penuh tanda
tanya.
“Begitukah?” Paman Tino
malah kembali bertanya kepada Doni.
“Seingatku begitu paman.
Dulu paman pernah bilang kalau bangunan itu dibuat dari beberapa macam bahan
agar bisa kuat,” kata Doni menjelaskan.
“Hm... paman lupa,”
paman tersenyum sambil menggaruk-garuk kepalanya.
“Apakah bangunan seperti
tubuh manusia,” kali ini paman kembali bertanya.
“Tubuh manusia?” Doni
kali ini mengangkat kedua alisnya. Ia bingung dengan apa yang dibicarakan
pamannya.
“iya, dulu kata nenek
tubuh manusia juga membutuhkan beberapa macam jenis makanan agar kita kuat,
misalnya sayur, daging, nasi, air putih. Semua makanan-makanan itu dibutuhkan
agar tubuh manusia menjadi kuat. Seperti paman ini, lihat ini,” kata paman
sambil memperlhatkan otot di tangannya.
“Hm... sepertinya
begitu,” Doni menjawab sambil tertunduk lesu. Ia jadi ingat bahwa sudah
seminggu ini ia hanya ingin memakan telur. Padahal ibu selalu menyajikan
berbagai macam jenis makanan.
“Ah tapi sudahlah. Paman
kan yang membangun taman bermain ini. Dan paman hanya ingin membangunnya dengan
pasir. Paman rasa tidak apa-apa kalau bangunan ini hanya di buat dari pasir,”
kata paman sambil menengok ke arah Doni.
“Jangan paman. Kalau
hanya dengan pasir, nanti bangunannya tidak kuat. Nanti anak-anak akan sedih,”
Doni merengek sambil memegang tangan paman, “Sebaiknya paman menyediakan bahan
bangunan lain agar bangunannya menjadi kokoh dan anak-anak akan suka bermain di
sini.”
“hm... begitu ya.
Baiklah. Paman akan segera menyiapkannya setelah ini. Kau tahu, kau sangat
membantu. Anak-anak disini pasti akan sangat suka kalau tahu kau yang
menyarankan paman untuk membuat bangunan yang kokoh,” paman mengacak-ngacak
rambut Doni.
“Oke sekarang kita
pulang dulu ya. Paman ingin makan berbagai jenis makanan agar tubuh paman kuat
seperti bangunan ini. Apakah kau mau ikut?” ajak paman.
“Baik paman. Paman tahu,
aku juga akan makan semua jenis makanan agar aku kuat seperti paman,” Doni
menoleh ke rah pamannya.
“Anak pintar,” paman
mengacungkan jempol ke arah Doni.
Sementara itu, ibu
tersenyum-senyum sendiri mendengar pembicaraan Paman Tino dan Doni. Sejak tadi,
ibu memang bersembunyi di balik pohon untuk mendengarkan pembicaraan mereka.
sejak seminggu yang lalu, ibu khawatir karena Doni hanya ingin makan telur saja.
Lalu ia bercerita kepada paman Tino dan meminta paman untuk membujuk Doni makan
semua jenis makanan. Paman Tino lalu menyuruh ibu untuk mengajak Doni ke desa. Dan
sekarang, ibu merasa lega karena Doni sudah mau makan semua makanan lagi berkat
paman Tino. Terima kasih paman Tino.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar