Jumat, 06 Juli 2018

Cerita Fiksi Anak



Ayo Makan Semua
Oleh Ernawati Nandhifa

Hari ini Doni sangat senang karena ia akan pergi ke rumah paman Tino di desa. Paman Tino adalah salah satu paman kesayangan Doni karena ia pandai membuat rumah yang sangat bagus-bagus. Hampir semua bangunan di desa di bangun oleh paman Tino.
“ibu, kapan kita sampai? Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan paman Tino,” Doni berkata kepada ibunya yang sedang menyetir mobil.
“Sabar sayang. Setelah belok kiri di depan, kita akan segera sampai ke rumah paman Tino,” kata ibu sambil tersenyum. Donipun bersorak kegirangan mendengarnya.
Setelah sampai pekarangan rumah paman Tino, Doni langsung eluar dari mobil dan berlar ke arah rumah paman. Hampir saja ia terjatuh karena terburu-buru. Paman yang sudah menantikan kedatangan Donipun langsung berlari ke luar rumah.
“Halo jagoan hebat. Wah kamu semakin besar saja,” kata paman sambil menggendong Doni.
“Halo paman. Aku kangen sekali dengan paman. Aku sekarang sudah tumbuh besar seperti paman,’ kata Doni sambil memukul dadanya perlahan. Merekapun tertawa bersama dan masuk ke dalam rumah.
“Apakah kau mau ikut paman pergi? Paman sedang membangun sebuah taman bermain di dekat sini,” paman duduk di kursi sambil memangku Doni.
“Wow itu keren sekali! Pasti taman bermainnya sangat bagus. Anak-anak disini akan senang bermain disana,” seru Doni sambil mengangkat kedua tangannya ke udara.
“Paman kira juga begitu. Tapi sekarang bangunannya baru jadi setengah. Jadi paman perlu menyelesaikannya segera. Apakah kau mau ikut?”, ajak paman.
Donipun langsung menoleh ke arah ibu, “Apa aku boleh ikut bu?”.
“Tentu saja boleh. Tapi kamu harus pulang saat makan siang ya,” ibu mengangguk sambil tersenyum.
“Hore....,”Doni bsersorak kegirangan, “Terima kasih ibu”.
Doni dan paman Tinopun langsung pergi ke tempat pembangunan taman bermain yang paman maksud. Tapi disana Doni merasa keheranan.
“Kenapa disini hanya ada pasir?” Doni mengutarakan keheranan kepada pamannya.
“Bangunan ini memang hanya akan dibangun dengan menggunakan pasir,” kata paman Tino.
“Hah??? Mana bisa paman? Bangunan kan harus dibuat dari beberapa bahan. Seperti semen, batu, dan sebagainya. Mana bisa dibuat hanya dengan satu macam saja,” Doni penuh tanda tanya.
“Begitukah?” Paman Tino malah kembali bertanya kepada Doni.
“Seingatku begitu paman. Dulu paman pernah bilang kalau bangunan itu dibuat dari beberapa macam bahan agar bisa kuat,” kata Doni menjelaskan.
“Hm... paman lupa,” paman tersenyum sambil menggaruk-garuk kepalanya.
“Apakah bangunan seperti tubuh manusia,” kali ini paman kembali bertanya.
“Tubuh manusia?” Doni kali ini mengangkat kedua alisnya. Ia bingung dengan apa yang dibicarakan pamannya.
“iya, dulu kata nenek tubuh manusia juga membutuhkan beberapa macam jenis makanan agar kita kuat, misalnya sayur, daging, nasi, air putih. Semua makanan-makanan itu dibutuhkan agar tubuh manusia menjadi kuat. Seperti paman ini, lihat ini,” kata paman sambil memperlhatkan otot di tangannya.
“Hm... sepertinya begitu,” Doni menjawab sambil tertunduk lesu. Ia jadi ingat bahwa sudah seminggu ini ia hanya ingin memakan telur. Padahal ibu selalu menyajikan berbagai macam jenis makanan.
“Ah tapi sudahlah. Paman kan yang membangun taman bermain ini. Dan paman hanya ingin membangunnya dengan pasir. Paman rasa tidak apa-apa kalau bangunan ini hanya di buat dari pasir,” kata paman sambil menengok ke arah Doni.
“Jangan paman. Kalau hanya dengan pasir, nanti bangunannya tidak kuat. Nanti anak-anak akan sedih,” Doni merengek sambil memegang tangan paman, “Sebaiknya paman menyediakan bahan bangunan lain agar bangunannya menjadi kokoh dan anak-anak akan suka bermain di sini.”
“hm... begitu ya. Baiklah. Paman akan segera menyiapkannya setelah ini. Kau tahu, kau sangat membantu. Anak-anak disini pasti akan sangat suka kalau tahu kau yang menyarankan paman untuk membuat bangunan yang kokoh,” paman mengacak-ngacak rambut Doni.
“Oke sekarang kita pulang dulu ya. Paman ingin makan berbagai jenis makanan agar tubuh paman kuat seperti bangunan ini. Apakah kau mau ikut?” ajak paman.
“Baik paman. Paman tahu, aku juga akan makan semua jenis makanan agar aku kuat seperti paman,” Doni menoleh ke rah pamannya.
“Anak pintar,” paman mengacungkan jempol ke arah Doni.
Sementara itu, ibu tersenyum-senyum sendiri mendengar pembicaraan Paman Tino dan Doni. Sejak tadi, ibu memang bersembunyi di balik pohon untuk mendengarkan pembicaraan mereka. sejak seminggu yang lalu, ibu khawatir karena Doni hanya ingin makan telur saja. Lalu ia bercerita kepada paman Tino dan meminta paman untuk membujuk Doni makan semua jenis makanan. Paman Tino lalu menyuruh ibu untuk mengajak Doni ke desa. Dan sekarang, ibu merasa lega karena Doni sudah mau makan semua makanan lagi berkat paman Tino. Terima kasih paman Tino.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Piknik Yuk, Mak!

 Apa yang teman-teman pikirkan ketika mendengar kata ‘Piknik’? Topi dan kacamata hitam? Tikar dan rumput hijau membentang? Healing ? Kalau b...