Kamis, 05 Juli 2018

Bahagia karena Tidak Sempurna




Apakah ada orangtua yang selalu sabar ketika mengurus anak?
Apakah ada orangtua yang semua perilakunya sesuai dengan teori parenting yang ada?
Apakah ada orangtua yang tidak pernah melakukan kesalahan sedikitpun saat mengasuh anak?

Dengan penuh kejujuran saya katakan bahwa jawaban dari ketiga pertanyaan tersebut adalah “Tidak ada”.

Mungkin anda kecewa. Tapi saya mengatakan yang sebenarnya. Namun, justru disanalah keistimewaan sosok orangtua. Dengan menjadi orangtua, justru kita akan merasa sempurna ketika  menemukan ketidaksempurnaan dalam diri kita sendiri. Karena disitulah kita menjadi tidak pernah berhenti belajar dan saling membutuhkan satu sama lain.

Saat melakukan kesalahan, kita akan melihat betapa anak-anak kita masih setia memeluk dan memanggil nama kita dengan tulus sehingga kita merasa begitu disayangi.
Saat kita lepas kontrol dan marah, kita justru melihat anak-anak tetap memberikan maaf yang sangat besar sehingga kita bisa langsung berbaikan satu sama lain.
Saat kita melakukan kebaikan yang terlihat sepele, kita justru akan melihat anak-anak akan mengucapkan rasa terima kasih dengan sangat besar sehingga kita merasa sangat berharga.

Dari anak-anak, kita sebagai orangtua akan bisa merasakan apa yang namanya “Unconditionally love”. Cinta tanpa syarat. Cinta yang bisa menerima kita di saat apapun, baik saat putih maupun hitam.

Di saat ada orang-orang yang menghukum orang lain dengan sangat keras karena kesalahan kecil yang mereka lakukan, melalui anak-anak orangtua belajar bahwa maaf itu selalu ada.
Di saat orang lain selalu merasa kurang dengan apa yang sudah kita lakukan, melalui anak-anak orangtua belajar tentang betapa berharganya apresiasi dari seseorang meskipun hal yang dilakukannya adalah hal-hal sederhana.
Di saat ada orang yang berpirinsip bahwa rasa sakit yang diberikan kepada dirinya perlu dibalas dengan rasa sakit yang lebih dalam, melalui anak-anak orangtua belajar bahwa memaafkan dan mengikhlaskan kesalahan orang lain akan memberikan kekuatan dan kebaikan.

Melalui anak-anak, orangtua akan belajar tentang bagaimana cara untuk terus bersyukur atas sekecil apapun nikmat yang dimiliki. Melalui anak-anak, orangtua mau mengalahkan egonya sendiri demi sebuah senyum diwajah polos anak-anak mereka. Melalui anak-anak, para orangtua akan selalu tidur dan menghadapi malam dengan sebuah janji bahwa esok ia akan menjadi lebih baik lagi demi anak-anaknya. 

Melalui anak-anak, orangtua akan belajar bahwa tidak apa-apa menjadi tidak sempurna, karena anak-anak mereka akan selalu menganggap mereka sempurna, apapun yang terjadi. Melalui anak-anak, orangtua akan belajar bahwa karena ketidaksempurnaan manusia itulah, kita semua bisa saling berbagi, saling memberi, dan saling mengasihi satu sama lain.

Seandainya orangtua sempurna, mungkin anak-anak tidak akan menyayangi orangtua karena mereka sudah memiliki semuanya. Seandainya orangtua sempurna, mungkin orangtua akan merasa sombong sehingga tidak pernah belajar arti kehadiran anak-anak mereka. Seandainya orangtua sempurna, mungkin orangtua tidak pernah merasakan betapa indahnya dicintai tanpa syarat, diterima tanpa tapi, dan disayangi tanpa jika.

Melalui kehadiran anak, banyak orangtua berterima kasih kepada Tuhan yang telah menitipkan anak-anak dalam hidup mereka sehingga mereka bisa merasakan semua ini. Karena di jaman sekarang, kita menjadi sangat mudah merasa bahwa kehidupan orang lain begitu sempurna. Punya rumah mewah, jabatan tinggi, sering bepergian ke luar negeri, punya anak baik, wajah cantik, selalu tersenyum, dan berbagai rentetan peristiwa yang menggiring opini kita bahwa kehidupan mereka lebih baik. Hal ini membuat kita menjadi sulit untuk mensyukuri kehidupan kita sendiri. Kitapun akhirnya selalu berandai-andai kalau kita menjadi mereka dan memiliki apa yang mereka punya. Namun saat memiliki anak, orangtua akan tahu bahwa yang mereka butuhkan saat ini hanya membersamai anak-anak mereka sepanjang waktu. Menjaga fitrah dan keimanan anak-anak mereka sebagai wujud tanggung jawab orangtua kepada Tuhan.

Bersama anak-anak, orangtua bisa menjadi bahagia justru karena merasa tidak sempurna. Bersama anak-anak, orangtua justru bisa merasakan ketulusan cinta yang sebenarnya. Bersama anak-anak, orangtua akan selalu merasa bahwa saat mereka membuka mata di pagi hari, akan selalu ada harapan dan kebaikan Tuhan yang bisa mereka temui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Piknik Yuk, Mak!

 Apa yang teman-teman pikirkan ketika mendengar kata ‘Piknik’? Topi dan kacamata hitam? Tikar dan rumput hijau membentang? Healing ? Kalau b...